Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia telah memverifikasi pembunuhan lima puluh jurnalis dan pekerja media, dan mempunyai informasi bahwa tiga puluh lainnya mungkin telah terbunuh. Jumlah ini mewakili sekitar 6% dari total jumlah yang terdaftar di Sindikat Jurnalis di Jalur Gaza.
Menurut Federasi Jurnalis Internasional, 73% dari total jurnalis dan profesional media yang terbunuh di Jalur Gaza tahun ini dibunuh. Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia mengatakan: “Gaza tampaknya telah menjadi tempat paling mematikan di dunia bagi jurnalis dan keluarga mereka.”
Menurut pernyataan PBB, liputan situasi di Gaza “menghadapi hambatan besar” karena “pembunuhan jurnalis, pemindahan paksa mereka dari utara (Jalur Gaza, red.) dan pembatasan pergerakan yang ketat.” OHCHR juga mencatat bahwa informasi dari Gaza sudah langka karena pemadaman listrik dan internet akibat kekurangan bahan bakar di Jalur Gaza dan serangan Israel terhadap infrastruktur.
Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia menyerukan perlindungan bagi jurnalis yang meliput situasi di Gaza, yang seringkali mempertaruhkan nyawa mereka. Menurut PBB, harus ada pertanggungjawaban atas pembunuhan jurnalis di Jalur Gaza.
More Stories
Foto yang digunakan influencer Belanda untuk menyebarkan propaganda pro-Trump
Ukraina mungkin mengerahkan pesawat F-16 Belanda di Rusia
Anak-anak Jerman meninggal setelah sebuah lubang runtuh di bukit pasir di Denmark