Kardinal Ignatius Suharyo Hartzodmotzo dari Jakarta telah mengeluarkan surat pastoral Prapaskah yang menyerukan umat Katolik untuk membawa hidup mereka kembali kepada Tuhan untuk membantu mereka mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh epidemi Pemerintah-19.
“Seperti tahun lalu, kita memasuki masa Prapaskah di masa sulit akibat virus corona yang mengguncang semua lapisan masyarakat,” ucapnya dalam kata pengantar surat yang dibacanya dalam pesan video yang diputar dalam Misa, Minggu. 14 Februari. Rabu Abu, hari pertama Prapaskah.
“Betapapun sulitnya kenyataan yang kita hadapi, kita harus tetap percaya bahwa Tuhan itu kasih. Wabah ini bukanlah hukuman dari Tuhan atas dosa-dosa kita, tetapi salah satu tanda mengerikan pada masa itu, dan kita harus menemukan maknanya dari sudut pandang iman kita. “
Dia menunjuk doa yang dibacakan Paus Fransiskus di depan Basilika Santo Petrus pada Maret tahun lalu.
“Anda memanggil kami untuk menggunakan waktu percobaan ini sebagai waktu pilihan. Ini bukan waktu penilaian Anda, tetapi waktu penilaian kami: waktu untuk memilih apa yang penting, apa yang berlalu, waktu untuk berpisah dari yang tidak perlu Saatnya menebus nyawa kami untuk Engkau Tuhan dan sesama Kardinal Suhario mengutip doa tersebut.
Ia mengakui, memilih “apa yang penting dan apa yang lewat” tidaklah mudah karena banyak orang memilih jalur yang mudah dan menyenangkan.
“Umat Katolik di Keuskupan Jakarta ini ingin memilih jalan yang benar di saat-saat sulit ini, sebagaimana Gereja telah memberi kita semua waktu khusus untuk melatih kita memilih jalan yang benar, katanya.
“Dalam motto ini kami mengungkapkan keinginan kami: ‘Cintai lebih banyak, lebih terlibat, dan lebih banyak berkah.’ Ini bukan slogan yang bagus, tapi saya harap ini akan menjadi panduan bagi kita semua untuk maju sebagai murid Kristus. “
Menurut Kardinal Suharyo, slogan tersebut dapat dipraktekkan oleh umat Katolik yang memperhatikan etika kesehatan dan jarak sosial serta mengikuti kampanye vaksinasi Pemerintah ke-19 yang resmi diluncurkan bulan lalu.
Olivia Tamara, dari Paroki St. Joseph di distrik Metraman, ibu kota Indonesia, menyambut baik undangan pastor dan mengatakan bahwa sudah waktunya Prapaskah untuk “memikirkan tentang apa yang telah saya berikan kepada Tuhan.”
“Surat Kardinal Suhario mendorong saya untuk menjadi pria yang lebih baik dan mendekatkan diri kepada Tuhan, terutama di saat-saat sulit ini. Pesannya memberi saya kekuatan untuk menghadapi epidemi Pemerintah-19 dengan cara yang benar. Saya mendorong mereka untuk lebih peduli dengan orang lain dengan memperhatikan jarak sosial dan etika kesehatan untuk menjaga keamanan semua orang, ”katanya kepada UCA News.
Indonesia telah terpukul parah oleh epidemi Pemerintah-19. Pada 14 Februari, ada 1.210.703 kasus Pemerintah-19 dan 32.936 kematian dilaporkan di negara tersebut.
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit