DENPASAR (AP/RTR/BLOOMBERG) – Rusia mengatakan telah mendapatkan jaminan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa bahwa hambatan terhadap ekspor biji-bijian Rusia akan dihilangkan. Kantor berita Bloomberg, mengutip sumber anonim, melaporkan bahwa Moskow akan setuju untuk memperpanjang kesepakatan gandum, yang berakhir minggu ini.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres selama KTT G20 di Indonesia. Lavrov mengatakan setelah pertemuan bahwa Guterres melakukan segala kemungkinan untuk mengamankan bagian Rusia dari kesepakatan gandum. Misalnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dikatakan telah meyakinkan Rusia bahwa Amerika Serikat dan Uni Eropa tidak akan menjatuhkan sanksi pada kapal dan perusahaan yang berpartisipasi dalam perjanjian tersebut.
Sanksi tersebut tidak mencakup kapal Rusia yang membawa biji-bijian dan pupuk, tetapi Rusia telah mengeluh selama berbulan-bulan bahwa sanksi tersebut membuat kesepakatan biji-bijian tidak mungkin dilakukan. Kesepakatan itu ditandatangani musim panas lalu untuk mencegah krisis pangan global yang besar. Rusia menangguhkan perjanjian beberapa minggu lalu karena ketidakpuasan, tetapi kembali ke perjanjian beberapa hari kemudian.
Lavrov mengatakan dia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Ukraina selama KTT. Ketika ditanya Schulz, dia mengatakan bahwa Lavrov sudah berdiri di sampingnya dan mengucapkan beberapa kalimat, “Dan begitulah percakapannya.” Menurut kanselir, konsensus di Bali adalah bahwa agresi Rusia tidak dapat diterima dan penggunaan senjata nuklir tidak mungkin.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia