Berita Noos•
Polisi di Indonesia menggunakan gas air mata selama protes mahasiswa berskala besar untuk mencegah penyerbuan gedung parlemen di Jakarta. Para mahasiswa, yang melemparkan batu dan botol ke arah polisi, marah atas undang-undang baru yang disahkan minggu lalu yang akan membatasi kewenangan Lembaga Anti Korupsi.
Gas air mata dan meriam air
Protes mahasiswa di Jakarta pada hari Selasa berujung pada konfrontasi dengan polisi. Lebih dari tiga ratus pelajar dan petugas polisi terluka dalam kerusuhan tersebut. Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk mengakhiri demonstrasi. Setidaknya 90 orang ditangkap, menurut polisi setempat.
Mahasiswa juga turun ke jalan di kota-kota besar lainnya, misalnya di Padang, Palu, Bandung, dan Bogor. Di Padang, siswa sekolah menengah menyerbu gedung parlemen dan memecahkan jendela. Mereka juga menuliskan slogan-slogan anti-pemerintah di dinding.
Lembaga Anti Korupsi
Presiden Joko Widodo, yang baru saja terpilih untuk masa jabatan kedua, menyerukan pemerintahan yang transparan selama pemilu. Para mahasiswa ingin presiden menggunakan kekuasaannya untuk menangguhkan undang-undang tersebut, namun Widodo telah mengatakan bahwa dia tidak berniat melakukan hal tersebut.
Organisasi independen antikorupsi, KPK, didirikan pada tahun 2002 dan sejak itu telah memvonis ratusan pejabat dan pengusaha atas tuduhan korupsi. Dengan melakukan hal ini, lembaga ini mempunyai banyak musuh, termasuk anggota parlemen dan polisi yang korup. Undang-undang baru menetapkan bahwa badan eksternal akan mengawasi organisasi.
Misalnya, dewan ini harus memberikan izin terlebih dahulu untuk operasi penyadapan guna mendeteksi korupsi. Para mahasiswa takut kehilangan independensi organisasi sebagai akibatnya.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Reaksi beragam terhadap laporan dekolonisasi di Indonesia
Bagaimana Wiljan Bloem menjadi pemain bintang di Indonesia
7 liburan kebugaran untuk diimpikan