Maskapai nasional Indonesia Garuda Indonesia telah membayar utang sebesar $113,8 juta kepada pemegang obligasi sebagai bagian dari proses restrukturisasi pada Kamis malam.
Pada tahun 2022, maskapai ini mendapat persetujuan dari kreditor untuk merestrukturisasi utang lebih dari $9 miliar setelah mengalami masalah keuangan akibat pembatasan perjalanan terkait COVID-19 dan lainnya.
Garuda mengatakan dalam pernyataannya bahwa pihaknya telah melunasi utang sebesar $113,8 juta kepada pemegang obligasi setelah menyelesaikan dua penawaran tender. Dengan menggunakan penawaran tender, maskapai hanya perlu membayar sekitar $50 juta untuk melunasi $113,8 juta.
“Kami yakin inisiatif ini akan memperbaiki struktur permodalan kami sehingga menjadi sehat,” kata Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia, seraya menambahkan utang tersebut dibayar dengan kas internal perseroan.
Perusahaan biasanya melakukan tender utang untuk menebus obligasinya dengan harga lebih rendah dari nilai nominal aslinya, sehingga mengurangi biaya bunga.
Penyelesaian tersebut mencakup obligasi dolar AS milik Garuda yang sebagian berbentuk obligasi syariah dengan jumlah pokok sebesar $624,21 juta, kata Garuda.
Obligasi tersebut diterbitkan kepada kreditur Garuda sebagai bagian dari kesepakatan restrukturisasi.
Setelah pelunasan sebagian, sisa pokok obligasi adalah $501 juta, tambah maskapai itu.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit