BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Mengisi daya mobil listrik di stasiun pengisian daya bisa lebih murah daripada tinggal di rumah

Dengarkan versi audio dari artikel ini di bawah ini


Tidak hanya harga bensin dan solar yang melonjak di SPBU, pengemudi listrik harus bergantung pada inflasi. Tagihan listrik yang tinggi di stasiun pengisian umum belum dilaksanakan.

Seperti yang dinyatakan di dalamnya Asosiasi Konsumen Jadi sudah tidak jelas lagi bahwa pengisian di stasiun pengisian umum lebih mahal daripada di rumah. Kenaikan harga energi, yang mungkin sudah diterapkan di rumah, belum di stasiun pengisian. Karena perbedaan besar, pengisian di stasiun pengisian mungkin lebih murah daripada tinggal di rumah.

Tetapi di stasiun pengisian, pengemudi EV menghadapi masalah lain: dia tidak tahu sebelumnya apa yang akan dia bayar untuk kWh yang dibebankan. Pasalnya, meski sudah diwajibkan sejak 1 Januari, pemasok belum membagikan atau membagikan informasi.

Serikat pekerja melakukan sampel terhadap 10 penyedia dan menemukan bahwa informasi tersebut sangat sulit ditemukan. Di Eneco dan Greenchoice, pengguna tidak akan dapat melihat aplikasi, tetapi mereka harus mencari informasi di situs web, yang bahkan tidak akan menunjukkan biaya kompatibilitas Eneco. Penyedia yang memiliki aplikasi sering kali tidak menentukan tarif yang berlaku untuk sebuah tiang. Di beberapa postingan, bahkan tidak semua informasi hilang.

Dan ini belum jelas, karena harga tiang bisa berubah-ubah tergantung kontrak yang dibuat pengemudi EV. Misalnya, seseorang dengan kontrak Engie dapat membayar 24 sen per kWh di stasiun pengisian daya, sementara seseorang dengan kartu Vattenfall dapat membayar 40 sen per kWh di stasiun yang sama.

Alasan utamanya adalah banyak pemilik EV yang mampu mengisi daya dengan murah untuk menggerakkan listrik. Tapi sekarang pemerintah meningkatkan jumlah mobil plug-in, sejumlah kecil penyewa mulai serius mempertimbangkan untuk beralih ke mobil bensin atau diesel. Lagi pula, itu bisa murah.

READ  Indonesia: Pakar PBB mengutuk mega proyek pariwisata 'menginjak-injak hak asasi manusia'

Baca lebih lanjut: 1 dari 5 pengemudi sewaan berpikir untuk beralih dari listrik ke bensin karena mobil listrik sedang meningkat.