Bagikan artikelnya
Ketika reaksi balik meningkat terhadap keputusan pemerintah Indonesia yang mengenakan pajak hiburan sebesar 40%, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno telah angkat bicara untuk menghilangkan kekhawatiran yang mungkin dimiliki oleh para pemimpin industri dan wisatawan di Bali.
Banyak pengusaha terkemuka di industri hiburan menentang keputusan pemerintah yang mengenakan pajak hiburan sebesar 40%.
Kenaikan harga ini akan berlaku di beberapa bar, klub malam, klub pantai, spa, dan tempat hiburan lainnya.
Dengan meningkatnya kekhawatiran di kalangan pemilik usaha dan wisatawan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno, menyatakan Kekhawatiran yang terkonfirmasi bahwa pajak baru dapat menghancurkan hiburan Dan industri pariwisata.
@wanita lucuku Sebuah objek wisata, diluncurkan pada hari Selasa #Klub #Klub#Bali#kuota#motelmexicola #Bepergian ♬ suara asli – perusahaan perjalanan.
Pengusaha papan atas di industri hiburan Indonesia telah mengajukan uji materi terhadap sistem perpajakan hiburan yang akan menyebabkan kenaikan pajak hiburan minimal 40% dan maksimal 75% ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Berbicara pada pengarahan mingguannya, Menteri Ono dibombardir dengan pertanyaan-pertanyaan yang meminta agar masyarakat tenang.
“Saya mendapat pesan dari tim kuasa hukum, karena ada proses uji materi, kita tunggu saja hasil prosesnya,” ujarnya kepada wartawan.
@bali.explores Matahari terbenam dan koktail yang legendaris di 📍Rock Bar, Bali!🍹🇮🇩 @uniquepassports via IG #thingstodoinbali #Bali, Indonesia #Balibar #Palitravel #Baltibis #Dengan aktivitas #Tak terlihat ♬ Populer – Musik dari Seri Asli HBO – The Weeknd dan Madonna
Ia menambahkan: “Hal ini saya sampaikan kepada rekan-rekan di pemerintah daerah yang akan melaksanakannya karena peraturan daerah dan sebagainya harus disusun menunggu secara detail apa yang akan menjadi keputusan Mahkamah Konstitusi.”
Menteri Ono menambahkan, proses di Mahkamah Konstitusi ini merupakan peninjauan terhadap usulan perubahan peraturan perundang-undangan dan belum ada dampaknya.
Dia berkata: “Proses ini baru dilakukan sejak 3 Januari, dan jadwalnya sedang disiapkan untuk dibahas.”
“Jadi harap bersabar, dan sementara ini mari kita gunakan kesempatan ini untuk berdiskusi mencari solusi yang dapat mendongkrak industri kreatif dan juga dapat membantu mendongkrak keuangan negara.”
@oldmans_bali Menarilah sepuasnya di Oldman's #orang tua #Kangju #Bali #berpesta #fyp ♬ suara asli – Pak Tua
Dia mengingatkan wartawan dan masyarakat bahwa “tidak ada yang terluka, dan tidak ada yang terbunuh.” Kita tidak boleh terlalu kontroversial sehingga menimbulkan persepsi negatif [about Indonesia and the entertainment industry]”.
Ditambahkannya, “Saya khawatir jika kita terus meningkatkan hal ini, wisatawan pada akhirnya akan melihat bahwa ada situasi yang tidak menguntungkan di Indonesia. Terlebih lagi, kita sekarang menjadi sorotan karena kita sudah bisa pulih.”
“Saya ingin narasinya tetap positif,” tutup Menteri Ono. Kita bisa mengundang lebih banyak wisatawan hingga mencapai target 14-15 juta pada tahun 2024.
Pada Rabu, 17 Januari, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan lewat media sosial meminta pemerintah provinsi menunda penerapan pajak hiburan.
Menteri Pandjaitan menyuarakan keprihatinan para pemilik bisnis dan wisatawan ketika ia menyatakan pendapatnya yang kuat tentang kenaikan pajak.
“Saya rasa saya sangat mendukung (penundaan) itu, dan saya tidak melihat alasan mengapa kita harus menaikkan pajak dari sana,” tulisnya.
Menteri Pandjaitan juga ingin ada perhatian lebih besar terhadap dampak kenaikan besar pajak hiburan terhadap masyarakat Indonesia.
Meskipun wisatawan dapat memilih untuk mengunjungi lokasi lain dengan pajak hiburan yang lebih murah (perhatikan bahwa Thailand akan mengurangi pajak hiburan pada tahun 2024), potensi dampak negatif dari kenaikan pajak ini akan lebih dirasakan oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah di Indonesia. .
Ada perasaan bahwa kenaikan pajak hiburan akan membuat wisatawan “berkualitas rendah” dan berbiaya rendah enggan mengunjungi destinasi-destinasi unggulan di Indonesia, termasuk Bali.
Namun, pada kenyataannya, pajak tersebut juga akan membuat wisatawan domestik enggan menjelajahi sebagian besar negara dan menyebabkan pemilik usaha kecil dan menengah di destinasi utama kehilangan pelanggan, sehingga berdampak pada mata pencaharian jutaan masyarakat Indonesia yang bekerja di industri hiburan.
Kenaikan pajak yang begitu besar dan potensi hilangnya pelanggan dapat mengakibatkan hilangnya pekerjaan, pengurangan jam kerja, atau bahkan penutupan usaha di Bali.
More Stories
Jadwal dan tempat menonton di TV
Kampanye 'Bebaskan Papua Barat' beralih ke media sosial untuk mendapatkan dukungan internasional. · Suara Global dalam bahasa Belanda
Dolph Janssen dan pacarnya Jetski Kramer di X Under Fire untuk Liburan di Indonesia (Lihat Berita)