Berita NOS•
Eropa akan terus bekerja sama dengan China, tetapi Anda harus berhati-hati untuk tidak terlalu bergantung pada negara untuk teknologi. Demikian disampaikan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, sebelum peluncuran KTT G20 di pulau Bali, Indonesia.
Selama KTT dua puluh ekonomi utama, perang di Ukraina dan situasi di Korea Utara, antara lain, menjadi agenda.
Michel menggambarkan pembicaraan antara Presiden China Xi dan Presiden AS Biden sebagai “penting dan positif.” Keduanya berbicara kemarin untuk pertama kalinya sejak Biden menjadi presiden. Dalam Konsultasi tiga jam Antara lain, masalah Taiwan dibahas.
Mengenai Michel, Eropa dan China terus berbicara satu sama lain “terlepas dari perbedaan antara kedua belah pihak, karena penting untuk mendengarkan satu sama lain untuk membangun pemahaman yang lebih baik.”
‘Bukan kesalahan yang sama dengan Rusia’
Dia menekankan bahwa Eropa tidak boleh membuat “kesalahan yang sama” seperti Rusia. Ini menunjukkan ketergantungan pada gas Rusia. “Dalam kasus China, kami tidak ingin terlalu bergantung pada teknologi yang kami butuhkan saat ini dan membutuhkan lebih banyak lagi di masa depan,” ujarnya.
“Itulah mengapa penting untuk menyeimbangkan kembali hubungan, dan untuk melakukan itu kita perlu bekerja sama dengan pihak berwenang China.”
Michel juga mengatakan dia tidak berniat duduk di sela-sela KTT dalam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov. “Kita harus menggunakan KTT G20 untuk membujuk semua mitra agar lebih menekan Rusia.” Perang, katanya, “mempengaruhi kita semua, di mana pun kita tinggal, dari Eropa hingga Afrika atau Timur Tengah.”
“Satu-satunya cara untuk mengakhiri krisis pangan dan energi akut adalah Rusia mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini,” katanya.
Peluncuran KTT G20
KTT sembilan belas negara dengan Uni Eropa dimulai dengan pidato Presiden negara tuan rumah, Indonesia, Joko Widodo. Waspadalah terhadap perpecahan di dunia. “Kami memiliki tanggung jawab kepada orang-orang di dunia,” katanya. Karena itu, Widodo mengimbau peserta lainnya, termasuk Lavrov. “Kita tidak boleh membagi dunia menjadi dua.”
Dalam pidatonya, dia juga menyinggung tentang perang di Ukraina. “Kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk memikul tanggung jawab kita terhadap generasi mendatang.”
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Reaksi beragam terhadap laporan dekolonisasi di Indonesia
Bagaimana Wiljan Bloem menjadi pemain bintang di Indonesia
7 liburan kebugaran untuk diimpikan