BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Operator seluler haus modal |  Channelweb.nl

Operator seluler haus modal | Channelweb.nl

Foto: Alfred Monterey

Antara 2022 dan 2025, operator seluler akan memiliki kebutuhan modal lebih dari $600 miliar di seluruh dunia. 85% di antaranya masuk ke jaringan 5G.

Demikian diungkapkan GSMA, asosiasi internasional industri telekomunikasi dan penyelenggara Mobile World Congress (MWC) di Barcelona, ​​yang kembali membuka gerbangnya hari ini setelah tiga tahun. Jumlah pengunjung tentu tidak mengecewakan. Pameran masih menarik banyak orang.

Laporan GSMA Mobile Economy 2022 menunjukkan bahwa adopsi jaringan 5G kini meningkat pesat. Jumlah total koneksi 5G diperkirakan akan mencapai 1 miliar tahun ini. Selain beberapa konsumen, beberapa perangkat juga terhubung.

Pada akhir tahun ini, 5G akan mencapai sekitar seperempat dari total jumlah koneksi seluler. Lebih dari dua dari lima orang di seluruh dunia hidup dalam jangkauan jaringan 5G. Menurut GSMA, 5,3 miliar orang sekarang memiliki langganan seluler. Artinya, dua pertiga dari populasi dunia.

Laporan tersebut mengutip pemulihan ekonomi dari pandemi sebagai salah satu alasan peningkatan penetrasi 5G. Penjualan perangkat 5G juga meningkat, cakupan yang lebih baik dari Jaringan dan peningkatan pemasaran oleh operator seluler berkontribusi pada hal ini.

Penyebaran baru jaringan 5G di pasar-pasar utama seperti Brasil, Indonesia, dan India telah mendorong produksi massal perangkat 5G dengan harga terjangkau. Ini mendorong pertumbuhan lebih lanjut dalam jumlah langganan.

READ  Hakim Indonesia: Presiden harus berbuat banyak terhadap polusi udara Jakarta