Niue Kerk di Dam Square menjadi panggung Pameran The Great Indonesia yang dibuka hari ini. Ini bukan pameran periode tertentu dalam sejarah, namun keseluruhan cerita diceritakan dengan perspektif kontemporer.
Itu adalah proses yang panjang bagi para produser. Pameran ini telah berlangsung selama tiga tahun dan kini mencapai puncaknya pada perbincangan dengan lebih dari seratus orang di Belanda dan Indonesia. Ketua Kurator Marlies Kleiderb yakin ini adalah pertunjukan yang menggambarkan sejarah panjang dan penuh peristiwa Indonesia.
Sebuah sejarah yang dia yakini tidak mendapatkan perhatian yang layak. “Laporan kelompok Bussmaker menunjukkan bahwa dua generasi termuda hanya belajar sedikit di sekolah tentang sejarah bersama antara Belanda dan Indonesia,” jelasnya. “Terutama kekejaman yang terjadi di sana.”
Sejarah yang kaya
Pada saat yang sama, ia tidak hanya ingin fokus pada sisi gelap sejarah melalui pameran, tetapi juga memiliki tempat bagi budaya jauh sebelum perbudakan dan perang berperan. “Kami ingin menceritakan kisah besar dan menarik tentang Indonesia. Sejarah itu begitu dekat dan jauh lebih kaya dan luas dibandingkan masa-masa yang ada dalam pikiran kita. Itu sebabnya kami membuka pameran dengan kerajaan legendaris kuno dan budaya leluhur. Seluruh aspek Indonesia masa kini tetap penting.”
Gesekan
Kontroversi dan gesekan tidak bisa dihindari ketika sejarah Indonesia dibicarakan. Baru-baru ini, pada peringatan Hindia Belanda di Dam Square, Walikota Halsema tidak hadir ketika putri kapten KNIL yang kontroversial, Raymond Westerling, datang untuk berbicara.
“Kami berusaha mengikuti peristiwa terkini sedekat mungkin dan memasukkannya ke dalam pameran,” jelas kepala kurator. “Setiap kali kami mencoba mengikuti perkembangan terkini dengan tur audio yang dapat Anda sesuaikan. Dan memberikan ruang bagi masyarakat untuk memikirkan tema atau subjek tertentu, seperti tahun 40an dan 50an di Indonesia.”
Lebih dari 300 item dipajang di Nieuwe Kerk. Mulai dari temuan arkeologi kuno, patung, dokumen sejarah dan seni terapan hingga boneka Wajang, tekstil, perhiasan, fesyen, serta lukisan, fotografi, dan film. Mereka berasal dari puluhan museum dan koleksi pribadi. Pameran akan berlangsung selama enam bulan hingga 1 April 2024.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit