BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Para ilmuwan meretas otak dan mengembalikan ingatan tertentu menggunakan prostetik

Para ilmuwan meretas otak dan mengembalikan ingatan tertentu menggunakan prostetik

Penelitian ini membuka cakrawala baru untuk mengobati kehilangan ingatan.

Bayangkan sebuah dunia di mana kenangan terlupakan dibawa kembali hanya dengan satu sentuhan tombol. Ini bukan fiksi ilmiah. Ini adalah prostetik dan neuroteknologi terbaru.

Perangkat yang mengubah hidup ini membantu penyandang disabilitas mendapatkan kembali kemandiriannya. Prostetik memberikan kesempatan kedua, menggantikan anggota tubuh yang hilang dan memulihkan pergerakan. Namun para peneliti memperluas batasannya lebih jauh lagi dalam hal neuroprostetik, yang terhubung langsung dengan sistem saraf.

Dalam sebuah terobosan luar biasa, para ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Universitas Wake Forest dan Universitas Southern California (USC) telah menggunakan prostetik saraf untuk membuka ingatan tertentu. Bayangkan Anda kesulitan mengingat wajah seseorang yang Anda sayangi, lalu tiba-tiba, dengan sentakan listrik yang lembut, ingatan itu muncul kembali. Studi terobosan yang dipimpin oleh Dr. Robert Hampson ini menawarkan harapan untuk mengobati kehilangan ingatan karena usia, cedera, atau penyakit.

Teknologi ini masih dalam tahap awal, namun kemungkinannya luar biasa. Bayangkan memulihkan gerakan pada anggota tubuh yang lumpuh, atau meningkatkan indra kita melebihi apa yang dimungkinkan oleh alam. Masa depan di mana disabilitas tidak mewakili keterbatasan, melainkan peluang untuk perbaikan, sudah semakin dekat. Di masa depan, prostetik dan neuroteknologi tidak hanya akan memulihkan apa yang telah hilang, namun juga akan membuka pintu menuju dunia dengan kemungkinan yang luar biasa.

Hasil muncul online di Perbatasan dalam ilmu saraf komputasi.

“Di sini, kami tidak hanya menyoroti teknik neurostimulasi inovatif untuk meningkatkan daya ingat, tetapi kami juga menunjukkan bahwa stimulasi memori bukan hanya pendekatan umum, tetapi juga dapat diterapkan pada informasi spesifik yang penting bagi seseorang.” kata Brent RoederPhD, peneliti di Departemen Ilmu Saraf Translasional di Fakultas Kedokteran Universitas Wake Forest dan penulis studi tersebut.

READ  Sacramento County merekomendasikan masker di dalam ruangan karena varian delta COVID menyebar

Para ilmuwan menanamkan elektroda pada 14 pasien epilepsi untuk menguji stimulasi memori. Selama tugas pengenalan gambar, beberapa peserta menerima stimulasi listrik (MDM), yang meningkatkan memori pada 22% kasus. Perlu dicatat bahwa sekitar 40% dari mereka yang memiliki masalah memori sebelumnya merasakan peningkatan yang signifikan ketika menstimulasi kedua sisi otak. Penelitian ini memberikan gambaran sekilas yang menjanjikan tentang penggunaan MDM untuk meningkatkan daya ingat.

“Tujuan kami adalah menemukan intervensi yang dapat mengembalikan fungsi memori yang hilang akibat penyakit Alzheimer, stroke, atau cedera kepala,” kata Dr. Roeder. “Kami menemukan bahwa perubahan paling nyata terjadi pada orang dengan ingatan buruk.”