Pada tanggal 18 November, seorang anggota keluarga seorang pekerja MSF terbunuh dan orang lain terluka dalam serangan terhadap konvoi MSF yang sedang mengevakuasi 137 pekerja MSF Palestina dan keluarga mereka. Mereka ditahan selama seminggu di gedung MSF dekat Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza. Doctors Without Borders mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa mereka “mengecam keras serangan yang disengaja ini.”
Pada pukul 9 pagi waktu setempat pada hari Sabtu pagi, konvoi lima mobil MSF, semuanya ditandai dengan jelas dengan identifikasi MSF, berangkat, membawa 137 orang, terdiri dari staf MSF Palestina dan keluarga mereka, termasuk 65 anak-anak, situs web MSF menuju Gaza selatan untuk mencari. Dari tempat yang lebih aman. Médecins Sans Frontières memberi tahu kedua pihak yang berkonflik. Konvoi tersebut mengikuti rute yang ditunjukkan oleh tentara Israel dan tiba di Jalan Salah al-Din, ditemani warga sipil lainnya yang berusaha meninggalkan kawasan tersebut.
Konvoi tersebut mencapai pos pemeriksaan terakhir di Wadi Gaza, yang saat itu ramai karena penggeledahan intensif terhadap warga Palestina oleh pasukan Israel. Meskipun ada informasi yang dibagikan kepada tentara Israel, mereka tidak diberi izin untuk melintasi pos pemeriksaan selama beberapa jam. Belakangan, para pekerja mendengar suara tembakan, membuat mereka berbalik ketakutan dan kembali ke kompleks MSF, yang berjarak sekitar 7 kilometer dari pos pemeriksaan.
Dalam perjalanan pulang, antara pukul 15.30 hingga 16.00 waktu setempat, konvoi tersebut diserang di Jalan Al Wahda, dekat persimpangan Jalan Saeed Al Aas, dekat kantor MSF. Dua mobil sengaja ditabrak, menewaskan seorang kerabat pekerja MSF dan melukai lainnya.
MSF sekali lagi menyerukan evakuasi segera terhadap stafnya, serta ribuan orang lainnya yang terjebak akibat pertempuran dan hidup dalam kondisi yang sangat miskin di Gaza utara. Organisasi tersebut menyerukan gencatan senjata segera. MSF mengatakan ini adalah satu-satunya cara untuk menciptakan koridor untuk mengevakuasi warga sipil yang terjebak dengan aman.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia