BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Polisi Prancis menembak dan membunuh seorang pria yang ingin membakar Sinagoga Rouen

Polisi Prancis menembak dan membunuh seorang pria yang ingin membakar Sinagoga Rouen

Polisi menyelidiki sinagoga di Rouen

Berita Noosrata-rata

Polisi Prancis menembak mati seorang pria bersenjata yang mencoba membakar sinagoga di Rouen pagi ini. Hal ini diungkapkan Menteri Dalam Negeri Darmanin X. Menurut Menkeu, pria yang tertembak adalah warga negara Aljazair yang sedang berada di Prancis untuk mendapat perawatan medis.

Walikota Rouen mengatakan pria tersebut mungkin pertama-tama naik ke tempat sampah dan kemudian melemparkan “semacam bom molotov” ke dalam sinagoga. Walikota mengatakan hal ini menyebabkan kebakaran dan menimbulkan “kerusakan besar”.

Dinding di dalam sinagoga berwarna hitam dan hangus. Api berhasil dikendalikan pada pagi hari.

Menteri memuji petugas polisi

Polisi disiagakan pagi ini karena asap mengepul dari sinagoga di kota Prancis utara. Setibanya di sana, petugas polisi melihat seorang pria di atap memegang pisau di satu tangan dan sebatang besi di tangan lainnya. Ketika pria tersebut melompat dari atap, dia berlari ke arah petugas yang membawa pisau.

Menteri Darmanin memuji polisi berusia 25 tahun yang menembak pria tersebut. Dia mengatakan petugas tersebut akan menerima penghargaan atas perilakunya yang “sangat berani dan sangat profesional” ketika dia berhadapan langsung dengan pria yang menyerangnya dengan pisau.

Tingkat ancaman Perancis

Pertandingan Olimpiade akan diadakan di Prancis dalam dua bulan. Tingkat ancaman nasional di negara tersebut telah mencapai tingkat tertinggi sejak bulan Maret, sebagian disebabkan oleh meningkatnya ketegangan akibat perang antara Israel dan Hamas.

“Polisi mencegah tragedi anti-Semit lainnya,” kata Elie Corcea, presiden Dewan Gereja Yahudi di Prancis.

Pada tahun 2016, kota Rouen dikejutkan dengan serangan yang kemudian diklaim oleh ISIS. Kemudian seorang pendeta dibunuh dengan pisau saat kebaktian di gereja. Para penyerang ditembak mati oleh polisi saat itu.