Presiden Indonesia mengatakan pada hari Kamis bahwa militer yang berkuasa di Myanmar tidak membuat kemajuan yang signifikan dalam mengimplementasikan rencana perdamaian yang disepakati dengan ASEAN dua tahun lalu, dan blok tersebut harus menunjukkan persatuan dalam memutuskan bagaimana menangani krisis yang meningkat.
Joko Widodo, presiden Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini, berbicara pada hari kedua KTT di Labuan Bajo, di mana poin utama diskusi adalah “konsensus lima poin” yang dikenal sebagai Rencana Perdamaian Myanmar.
“Saya harus jujur. Dalam implementasi rencana 5 poin itu, tidak ada perkembangan yang signifikan,” ujarnya. “Oleh karena itu, diperlukan persatuan di dalam ASEAN untuk memutuskan langkah selanjutnya.”
Presiden meminta badan beranggotakan 10 orang itu menemukan cara untuk melawan kekerasan yang meningkat di Myanmar sejak kudeta dua tahun lalu yang memicu gelombang pembangkang dan tindakan keras berdarah oleh militer.
Militer memerangi pemberontak etnis minoritas dan militan di berbagai front dalam gerakan perlawanan pro-demokrasi yang berkembang. Indonesia diam-diam mencoba menyatukan semua pihak dalam beberapa bulan terakhir.
Militer mengutuk serangan udara dan penggunaan senjata berat di wilayah sipil. Junta mengatakan akan melawan “teroris”.
Junta militer Myanmar tidak diundang ke pertemuan tingkat tinggi ASEAN setelah gagal menerapkan rencana yang disetujui oleh kepala jenderalnya pada pertemuan di Jakarta pada April 2021.
Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn mengatakan kepada Reuters di sela-sela KTT bahwa rencana tersebut, yang mencakup penghentian kekerasan, akses kemanusiaan penuh dan dialog dengan semua pihak, akan terus menjadi dasar untuk melibatkan junta.
“Kami ingin kekerasan segera berakhir,” katanya.
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit