BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Protes di Jakarta terhadap peraturan baru Indonesia yang dapat memotong upah di sektor tekstil sebesar 25 persen.

Protes di Jakarta terhadap peraturan baru Indonesia yang dapat memotong upah di sektor tekstil sebesar 25 persen.

Ini mengancam pemotongan upah di sektor tekstil Indonesia

Baru-baru ini, anggota serikat tekstil Garteks, salah satu serikat mitra CNV International di Indonesia, turun ke jalan bersama serikat lainnya. Mereka berdemonstrasi menentang undang-undang baru yang memungkinkan majikan memotong upah hingga seperempat.

Pemerintah menawarkan undang-undang tersebut sebagai tindakan mitigasi bagi pabrik-pabrik yang terkena dampak inflasi Eropa. Di sisi lain, anggota Garteks menginginkan lebih banyak dialog sosial, sehingga undang-undang semacam ini tidak dibuat dengan partisipasi perusahaan saja. Harapannya, pemerintah akan berkonsultasi dengan perusahaan, serikat pekerja, dan karyawan untuk menanyakan apa yang mereka inginkan.

Undang-undang baru ini menegaskan sekali lagi bahwa pemerintah Indonesia menempatkan kepentingan perusahaan dan organisasi pengusaha di atas kepentingan jutaan pekerja di sektor tekstil.

Setelah penurunan aplikasi karena krisis ekonomi pasca-Covid dan perang di Ukraina, Kementerian Tenaga Kerja Indonesia telah mengadopsi peraturan baru. Hal ini memungkinkan pengusaha untuk mengurangi upah pekerja di sektor tekstil antara lain sebesar 25 persen.

Undang-undang ini muncul di atas UU Cipta Kerja, yang sebelumnya telah memberikan pukulan telak bagi upah dan hak pekerja.

Penelitian oleh konsorsium tekstil Garteks menegaskan bahwa pengusaha menggunakan resesi global sebagai alasan untuk lebih menangguhkan hak-hak pekerja. Sebagai contoh, karyawan dipaksa untuk mengakhiri kontrak mereka dan puluhan ribu karyawan dipecat tanpa pesangon dan/atau sebelum kontrak mereka berakhir.

PNS duduk di kantor ber-AC, sedangkan serikat pekerja bersentuhan langsung dengan pekerja dan sangat memahami dampak kebijakan pemerintah terhadap pekerja.” (Your Neighbor Leader)

Selain protes, Garteks sekarang berjuang melawan pengenalan pemotongan upah di tingkat pabrik dengan berbicara kepada majikan dan perusahaan itu sendiri dan membujuk mereka untuk tidak melakukan pemotongan upah. Tapi ini bukan solusi untuk masalah yang lebih besar. Ada sedikit dialog sosial antara karyawan, pengusaha dan pemerintah.

Perwakilan dari Jartex: “Pemerintah hanya mengetahui situasi melalui laporan, bukan ‘di lapangan.’ PNS duduk di kantor ber-AC, sedangkan serikat pekerja berhubungan langsung dengan pekerja dan sangat memahami dampak kebijakan pemerintah terhadap pekerja. ”

Karena itu CNV Internationaal terus mendukung Garteks Textile Federation dalam kegiatan lobinya kepada pemerintah dan perusahaan untuk menempatkan dialog sosial di sektor tekstil Indonesia dalam peta.

Tanggal publikasi 08 06 2023