Sebuah rumah sakit Indonesia di Gaza utara penuh sesak dan tidak dapat menangani jumlah pasien. Demikian disampaikan direktur rumah sakit Indonesia yang dibangun dengan bantuan sumbangan Indonesia kepada Al Jazeera. Rumah sakit ini mempunyai kapasitas 140 pasien, namun saat ini gedung tersebut menampung sekitar lima ratus pasien. Direktur mengatakan bahwa lebih dari empat puluh pasien memerlukan “operasi darurat” tetapi departemen tidak dapat lagi melakukan hal ini.
Seorang perawat mengatakan kepada reporter Al Jazeera bahwa tidak ada obat untuk semua orang yang sakit dan terluka. Anak-anak Palestina, perempuan, laki-laki dan orang tua tidur di lantai di koridor karena tidak ada tempat tidur. Akibat beban kerja yang terus menerus, pekerjaan para tenaga medis terancam terhenti total.
Dan direktur rumah sakit telah meminta staf ambulans untuk tidak membawa korban luka. Namun korban luka tidak bisa pergi ke rumah sakit lain di wilayah tersebut. “Semua rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara tidak dapat beroperasi,” kata direktur tersebut.
Rumah Sakit Al-Ahli dan Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza dikepung oleh tentara Israel. Direktur al-Shifa mengatakan pada hari Kamis bahwa tidak ada seorang pun yang boleh meninggalkan rumah sakitnya dan bantuan medis serta korban luka tidak boleh masuk. “Jika bantuan tidak datang, orang-orang di dalam akan mati,” katanya kepada Al Jazeera.
Baca selengkapnya
‘Tank-tank Israel mengepung rumah sakit al-Ahli, tidak mampu menjangkau korban luka’
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit