Film dokumenter pendek Indisch Zwijgen disutradarai oleh dua sutradara Indonesia, Sven Bittom dan Juliette Dominicus. Film ini mengikuti, antara lain, Amara van der Elst, seniman dan penyair kata yang diucapkan yang membuat kesan besar pada Hari Peringatan Nasional di Dam Square tahun lalu. Juga ditampilkan dalam film ini adalah Mai Ueli (DJ dan seniman visual) dan pembuat film dokumenter Juliette Domenicos.
Dalam film tersebut, tiga pemuda dari generasi ketiga di India menggali sejarah keluarga mereka dalam upaya untuk menerobos “keheningan India” dari generasi ke generasi. Bagaimana masa lalu yang tersembunyi mempengaruhi kehidupan mereka saat ini? Bagaimana mereka sebagai generasi ketiga dapat menyampaikan apa artinya menjadi orang India? Film dokumenter ini menjadi titik awal perbincangan tentang masa lalu di Belanda yang seringkali tak terungkap hingga sekarang. Sebuah cerita bahwa siapa pun berurusan dengan masa lalu yang tersembunyi dapat mengidentifikasi dengan. 2022 juga dikenal sebagai “Tahun Hindia Belanda”: 75 tahun setelah kemerdekaan Indonesia, pameran Revolusi berlangsung! Di Museum Stedelijk dan “Warisan Kolonial Kita” di Museum Tropin. Film ini berempati dengan momentum untuk memecah kesunyian tentang masa lalu kolonial: baik di dalam keluarga maupun di tingkat sosial.
Sebelum film, ada pertunjukan musik pendek oleh Amber Nefkens, yang musik dan film pendeknya mencerminkan asal India dan hubungan yang kuat dengan nenek India-nya (yang meninggal tahun lalu). Setelah film, ada diskusi dengan pembuat Indisch Zwigen Sven Peetoom dan Juliette Dominicus.
“Baconaholic. Penjelajah yang sangat rendah hati. Penginjil bir. Pengacara alkohol. Penggemar TV. Web nerd. Zombie geek. Pencipta. Pembaca umum.”
More Stories
Jadwal dan tempat menonton di TV
Kampanye 'Bebaskan Papua Barat' beralih ke media sosial untuk mendapatkan dukungan internasional. · Suara Global dalam bahasa Belanda
Dolph Janssen dan pacarnya Jetski Kramer di X Under Fire untuk Liburan di Indonesia (Lihat Berita)