Sampah plastik menjadi masalah bagi pemerintah Indonesia. Negara ini ingin mengurangi jumlah plastik yang hilang ke laut sebesar 70 persen pada tahun 2025. Plastic Energy mengatakan Indonesia adalah negara dengan jumlah sampah plastik terbanyak setelah Tiongkok yang dibuang ke lautan di seluruh dunia.
Pulau yang berkelanjutan
Jawa Barat adalah salah satu pulau terpadat di Indonesia; Sekitar 50 juta orang tinggal di pulau itu. Pulau ini berupaya mencapai masa depan yang berkelanjutan. “Salah satu tantangan besar yang kita hadapi adalah sampah plastik,” kata Gubernur Radwan Kamel.
Dengan lima pabrik yang mendaur ulang plastik, Plastic Energy ingin berkontribusi dalam menjadikan laut lebih bersih. “Kami sangat bersemangat untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perjuangan Indonesia dalam mengurangi polusi plastik,” kata Carlos Monreal, CEO Plastic Energy.
Plastik meleleh
Perusahaan ini melebur bahan plastik di pabriknya di lingkungan bebas oksigen dan mengubahnya menjadi minyak yang dapat digunakan untuk membuat plastik baru. Minyak juga dapat diubah menjadi biofuel. Hal ini juga membuat ketergantungan Jawa terhadap bahan bakar fosil berkurang. Belum jelas berapa banyak minyak yang akan diproses oleh pabrik-pabrik tersebut setiap tahunnya. Gubernur Kamil mengatakan di media sosial bahwa biaya pabrik adalah 280 miliar rupiah (17,5 miliar euro).
Eropa
Di Spanyol, plastik sudah diproses di dua pabrik. Pada bulan Desember tahun lalu, Plastic Energy menandatangani perjanjian dengan perusahaan kimia SABIC untuk mendirikan pabrik di Belanda. Pabrik ini rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2021.
https://www.youtube.com/watch?v=j5hIoBo-uuI
Sumber: Energi Plastik | Gambar: Stok Adobe
Mendaftar untuk berita
Apakah Anda ingin menerima berita terkini tentang keberlanjutan setiap pagi sekitar jam 7 pagi? Yang dapat!
Lamar sekarang
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia