Raksasa telekomunikasi Indonesia Telkom Indonesia sedang menjajaki penjualan saham di bisnis pusat datanya yang sedang berkembang pesat, dan berencana menyelesaikan penjualan tersebut pada paruh kedua tahun ini.
Perusahaan milik negara tersebut saat ini sedang memilih penasihat keuangan dan mempertimbangkan ukuran saham yang akan dijual, kata Ahmed Reda, wakil presiden senior komunikasi korporat dan hubungan investor di Telkom. Reuters.
Ekspansi strategis dan perhatian global
Sumber yang mengetahui masalah ini memperkirakan penjualan saham minoritas akan dimulai pada bulan Maret, sehingga unit pusat data Telkom bernilai lebih dari 797,1 juta pound ($1 miliar).
Meskipun rincian spesifik mengenai ukuran saham, awal penjualan, dan penilaian masih dalam diskusi, langkah ini bertujuan untuk memonetisasi segmen pusat data tanpa menetapkan tujuan yang jelas.
“Dengan pesatnya pertumbuhan penetrasi Internet di seluruh dunia, bisnis data center telah menjadi aset yang menarik untuk berinvestasi, termasuk di Indonesia,” kata Reza.
Masuknya mitra strategis global atau investor finansial yang kuat diharapkan dapat mendorong operasional pusat data Telkom ke tingkat yang lebih tinggi, memperkuat jejaknya baik secara lokal maupun internasional.
Telkom, entitas telekomunikasi terbesar di Indonesia, memiliki portofolio 28 pusat data – 23 di dalam negeri dan lima di luar negeri, sebagaimana tercantum dalam dokumen tahunan tahun 2022.
Dengan bersaing dengan entitas seperti DCI Indonesia, Princeton DG dan NTT Communication, Telkom memposisikan dirinya di pasar yang berkembang pesat.
Meningkatnya permintaan investor global terhadap aset infrastruktur seperti pusat data, khususnya di Asia Tenggara, menunjukkan potensi pertumbuhan di kawasan ini dan potensi keuntungan yang stabil dan berjangka panjang di sektor ini.
Tren ini dibuktikan dengan investasi yang signifikan seperti akuisisi 20% saham bisnis pusat data regional Singapore Telecom oleh KKR & Co senilai S$1,1 miliar (£652,2 juta atau US$818 juta), yang menggarisbawahi daya tarik menguntungkan dari sektor ini.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia