Jakarta – Korban tewas akibat gempa yang melanda pulau Sulawesi di Indonesia telah meningkat menjadi sedikitnya 42, dan lebih dari 600 orang terluka dalam gempa berkekuatan 6,2 itu. Ribuan penduduk pulau dievakuasi.
Pusat gempa berada di sekitar kota barat Mageni di mana kerusakan parah terjadi. 34 mayat telah ditemukan dari kota terdekat Mamogo. Beberapa bangunan rusak, termasuk ratusan rumah, bandara, dan kantor gubernur. Sebuah rumah sakit dan sebuah hotel runtuh di kota berpenduduk 110.000 orang itu.
Orang-orang masih berada di bawah reruntuhan, tetapi tidak jelas berapa banyak orang yang hilang. Tim Palang Merah membantu mencari dan membawa bantuan medis, air minum, terpal, dan barang-barang lainnya.
Prioritas utama
“Mencari korban selamat di bawah reruntuhan dan merawat yang terluka sekarang menjadi prioritas utama kami sebagai Palang Merah,” kata Jan Gelfand, kepala Palang Merah Internasional di Indonesia. “Jam-jam pertama sangat penting untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa. Kami bekerja sepanjang waktu untuk membantu dan melindungi yang terinfeksi dari virus Corona dan memberikan bantuan kepada ribuan orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.”
Menurut media setempat, operasi penyelamatan dihentikan karena hujan lebat.
banyak panik
Gempa terjadi sekitar pukul 02.00 (waktu setempat) dan menimbulkan kepanikan. Ada tujuh detik getaran. Puluhan gempa susulan yang parah terjadi beberapa jam setelah gempa.
Beberapa jam sebelumnya, kawasan tersebut sudah diguncang gempa berkekuatan 5,9 SR. Badan penanggulangan bencana mengatakan serangkaian gempa bumi dalam 24 jam terakhir telah menyebabkan setidaknya tiga tanah longsor dan memutus pasokan listrik.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia