BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

129 tewas setelah kerusuhan di pertandingan sepak bola di Indonesia

129 tewas setelah kerusuhan di pertandingan sepak bola di Indonesia

Sedikitnya 125 orang tewas dalam kerusuhan usai pertandingan sepak bola kemarin. Hal ini diumumkan oleh penguasa Jawa Timur. Sebelumnya ada pembicaraan tentang 174 kematian, namun jumlah itu telah direvisi.

Itu terjadi di kota Malang, Indonesia, di provinsi Jawa Timur. Di antara korban ada dua petugas polisi. Lebih dari seratus orang dirawat di rumah sakit. Ini adalah salah satu bencana sepak bola paling mematikan yang pernah ada.

Kerusuhan pecah setelah pertandingan antara klub Arima dari Malang dan Persibaya Surabaya dari Surabaya. Usai pertandingan yang membuat Malang FC kalah 3-2 itu, ribuan suporter kedua tim menyerbu lapangan. Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Polisi mengatakan puluhan orang tewas di alun-alun. Yang lainnya kemudian meninggal di rumah sakit. Sebagian besar dari mereka akan mati karena kekurangan oksigen.

Kebakaran kerusakan dan penghancuran kendaraan polisi setelah kerusuhan

situs berita tvOne Gambar menunjukkan puluhan orang di rumah sakit menunggu bantuan. Ada juga gambar kerusakan tribun dan lapangan akibat kebakaran serta hancurnya kendaraan polisi di dalam dan sekitar stadion Malang.

Arima dan Persibaya Surabaya bermain di divisi teratas sepak bola Indonesia, La Liga 1, dan merupakan rival sengit. Semua pertandingan di divisi tersebut ditangguhkan selama seminggu dan PSSI mengumumkan penyelidikan atas apa yang sebenarnya terjadi selama kerusuhan tersebut.

Presiden Joko Widodo mengatakan hari ini bahwa kompetisi tidak boleh dilanjutkan sampai ada investigasi keselamatan menyeluruh seputar pertandingan sepak bola. Menteri Olahraga Zinedine Amali mengatakan sebelumnya bahwa dia menginginkan aturan keselamatan yang lebih ketat dan sedang mempelajari kemungkinan mengadakan pertandingan tanpa penonton.

Polisi hanya mau menerima suporter tuan rumah

Seperti yang sebelumnya sudah diimbau pihak kepolisian hanya suporter klub tuan rumah yang menerima mereka pada pertandingan kemarin karena kedua tim adalah rival utama. Polisi juga mengimbau agar pertandingan dilakukan pada siang hari dan bukan pada malam hari. Tidak diketahui mengapa rekomendasi ini tidak diikuti.

Drama stadion paling mematikan yang diketahui hingga saat ini terjadi pada Mei 1964 di ibu kota Peru, Lima. Setelah hanya enam menit bermain, kerusuhan pecah di tribun dan lapangan pada pertandingan antara Argentina dan Peru. Di sini juga, gas air mata memainkan peran penting dalam kerusuhan. Hampir 330 orang tewas dan 500 luka-luka. Drama terbaru juga menampilkan stadion mematikan dengan gas air mata. Pada Mei 2001, di sebuah stadion di ibu kota Ghana, Accra, 126 orang tewas dalam kerumunan berikutnya setelah polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para perusuh.

Lourdes aan de Maas: Temukan perasaan spesial Feyenoord itu

Apakah Anda melihat kesalahan? Email kami. Kami berterima kasih.

Membalas artikel:

Pertandingan sepak bola berujung kerusuhan di Indonesia: 125 orang tewas akibat represi

READ  Superstruct Entertainment telah memperoleh ID&T untuk penyelenggara festival