Indonesia akan melarang ekspor minyak sawit dan turunannya untuk menghindari kelangkaan di dalam negeri dan menekan inflasi. Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa larangan ekspor akan berlaku mulai Kamis dan akan tetap berlaku tanpa batas waktu.
Indonesia adalah produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar, minyak nabati yang paling banyak digunakan. Bersama Malaysia, negara ini menyumbang 85 persen produksi minyak sawit dunia. Perang di Ukraina telah menyebabkan kelangkaan global minyak bunga matahari, minyak nabati lainnya, dan permintaan serta harganya baru-baru ini meningkat.
Akibat embargo yang diumumkan di Indonesia, harga minyak kedelai naik 4,5 persen hari ini ke level tertinggi sepanjang masa. Harga itu sudah tinggi karena kekeringan di Argentina, pengekspor kedelai terbesar dunia. Negara juga telah mengambil langkah berupa pajak ekspor untuk melindungi pasar domestik.
investigasi korupsi
Pekan ini, Kejaksaan di Indonesia mengumumkan peluncuran penyidikan korupsi terhadap seorang pejabat tinggi Kementerian Perdagangan dan tiga eksekutif dari industri kelapa sawit.
Awal tahun ini, pemerintah memaksa seluruh eksportir minyak sawit untuk memastikan kecukupan cadangan dalam negeri dan tidak mengikuti kenaikan harga minyak internasional. Pegawai kementerian tersebut diduga mengeluarkan izin ekspor untuk turunan seperti minyak sawit mentah dan minyak goreng, yang semakin memperburuk kelangkaan domestik dan kenaikan harga.
Ratusan orang berunjuk rasa di ibu kota, Jakarta, kemarin, mengecam kenaikan harga pangan di tanah air. Mereka menuntut penurunan harga komoditas penting seperti bahan bakar dan minyak.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit