BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Di Singapura, DBS mengharapkan untuk menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari $7,5 miliar dalam jangka menengah

Di Singapura, DBS mengharapkan untuk menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari $7,5 miliar dalam jangka menengah

DBS Group, bank terbesar di Singapura, berharap dapat meningkatkan laba setahun penuh menjadi $10 miliar ($7,55 miliar) dalam tiga hingga lima tahun ke depan setelah membukukan rekor laba kuartal pertama awal bulan ini.

DBS, pemberi pinjaman terbesar di Asia Tenggara berdasarkan aset, diperkirakan berdasarkan faktor-faktor termasuk transformasi digitalnya dan neraca serta modalnya yang kuat, kata perusahaan itu saat presentasi di hari investor.

Perkiraan tersebut 22% lebih tinggi dari laba bersih tahunan sebesar S$8,19 miliar yang dicapai pada tahun 2022.

Bank-bank Singapura mendapat keuntungan dari masuknya deposan yang mencari tempat berlindung yang aman dari gejolak dalam sistem perbankan global dan ketidakpastian seputar ekonomi global dan geopolitik.

DBS mengharapkan pengembalian ekuitas (ROE) 15% hingga 17% dalam jangka menengah dan rasio 12,5% hingga 13,5%, rasio leverage bank, terhadap tingkat ekuitas umumnya, menurut slide presentasi.

ROE-nya adalah 15% tahun lalu dan rasio CET1-nya adalah 14,6%, menurut laporan tahunan 2022-nya.

DBS mengatakan pertumbuhan pesat dalam operasi padat modal dan ROE tinggi seperti manajemen aset, layanan transaksi global, dan penjualan pasar treasury akan membantu mencapai tujuannya.

Ia juga mengharapkan pertumbuhan di pasar seperti India, india dan Taiwan.

DBS berharap menjadi salah satu dari 10 bank swasta teratas di India dan melipatgandakan laba bersihnya menjadi sekitar $375 juta pada tahun 2026.

Bergantung pada kondisi bisnis dan prospek ekonomi makro, bank juga melihat kemungkinan pembayaran yang lebih tinggi, seperti dividen atau pembelian kembali.

($1 = 1,3245 ​​dolar Singapura) (Laporan oleh Navya Mittal di Bengaluru dan Yantoultra Ngui di Singapura; Disunting oleh Sonia Seema dan John Harvey)