Presiden Joko Widodo sedang mempertimbangkan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi untuk menahan kenaikan subsidi energi di tengah kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah.
Inflasi di Indonesia turun menjadi 4,69% pada Agustus dari 4,94% sebulan lalu, menurut data dari Badan Pusat Statistik, karena harga beberapa bahan makanan turun. Sebuah jajak pendapat Reuters memperkirakan tingkat 4,90% pada bulan Agustus.
Tetapi inflasi inti tahunan, yang tidak termasuk harga yang dikendalikan pemerintah dan harga pangan yang bergejolak, naik menjadi 3,04% pada Agustus dari 2,86% pada Juli, tertinggi sejak November 2019.
Persentase Agustus kira-kira sejalan dengan 3% yang diprediksi dalam jajak pendapat.
Bank Indonesia (BI) menargetkan inflasi antara 2% dan 4% untuk 2022 dan 2023, dengan tingkat yang lebih tinggi tahun ini dan tahun depan, kata Gubernur Perry Vargeo.
BI bulan lalu menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) untuk pertama kalinya sejak 2018, sebuah langkah yang diyakini beberapa ekonom diambil untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar.
Presiden BPS Marco Uwono mengatakan kenaikan harga bahan bakar dapat meningkatkan tekanan harga secara signifikan, karena juga akan mempengaruhi harga barang dan jasa lainnya.
Menteri Bank Faisal Rachman mengatakan inflasi bisa naik menjadi 6% tahun ini, dengan asumsi kenaikan harga BBM bersubsidi 30%, dan diperkirakan menjadi 4,60% tanpa kenaikan.
“Kami melihat BI masih memiliki ruang untuk meningkat hingga 50 basis poin (ke suku bunga acuan) selama sisa tahun 2022,” katanya.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan produsen berada di bawah tekanan di tingkat konsumen karena kenaikan harga. BI memperkirakan total kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin hingga sisa tahun 2022.
Rapat kebijakan BI selanjutnya akan digelar pada 21 dan 22 September.
Pejabat tidak memberikan jadwal kapan kenaikan harga bahan bakar akan terjadi. Presiden mengatakan kepada media pada hari Kamis bahwa pemerintah masih menghitung dengan hati-hati dampak dari kenaikan harga.
Anggota parlemen mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menaikkan harga bahan bakar bersubsidi sebesar 30% hingga 40%.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit