BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Serangkaian kegiatan yang direncanakan sekitar 170 tahun sejak kedatangan orang Tionghoa pertama di Suriname – Dagblad Suriname

Serangkaian kegiatan yang direncanakan sekitar 170 tahun sejak kedatangan orang Tionghoa pertama di Suriname – Dagblad Suriname

Tahun 2023 adalah peringatan penting bagi Suriname. 150 tahun Hijrah Hindu, 160 tahun Ketty Koti dan 170 tahun Hijrah Tionghoa dirayakan masing-masing. Berbagai kegiatan juga akan digelar komunitas Tionghoa dalam rangka peringatan 170 tahun pemukiman Tionghoa pertama di Suriname. Rombongan pertama tiba pada 20 Oktober 1853. Seperti perayaan 150 tahun imigrasi Hindu dan perayaan 1 Juli, akan ada program ekstensif yang melibatkan banyak masyarakat Tionghoa. Kedutaan Besar China di Paramaribo memainkan peran penting dalam kegiatan tersebut.

hubungan politik

Suriname telah mempertahankan hubungan diplomatik yang erat dengan China sejak kemerdekaannya. Sejak tahun 2010, kerjasama ini semakin intensif. Mantan Presiden Desi Bouterse sendiri berhaluan kiri dan melihat ke China. Partai Demokrat Nasionalnya bermitra dengan Partai Komunis Tiongkok dan Bouterse sendiri pergi ke Tiongkok. Pada saat yang sama, negara adidaya Asia memulai ekspansi internasionalnya. Suriname juga merupakan bagian dari ini. Beberapa proyek Cina diluncurkan antara 2010-2020.

Suriname memiliki banyak hutang ke China. Mulai tahun 2020, dengan kedatangan pemerintah yang lebih berorientasi Barat yang dipimpin oleh Presiden Chandrikapersad Santokhi, Suriname akan berusaha untuk menjadwal ulang utang tersebut, seperti utang bilateral lainnya. Namun, orang Tionghoa mengkhawatirkan hal ini, terutama karena mereka telah meminjamkan uang ke banyak negara. Contoh Suriname dapat menjadi preseden. Namun, pemerintah Suriname mengharapkan adanya terobosan pada Oktober 2023. Duta Besar China Hang Jing juga mengisyaratkan kesiapan pemerintahnya dalam berbagai pidato. Ia mencontohkan akhir pekan lalu bahwa kegiatan peringatan tidak serta merta pertukaran sosial dan budaya, tetapi juga citra bekerja dengan semua orang. Peringatan tersebut tidak hanya terbatas pada komunitas Tionghoa, tetapi semua orang Suriname.

READ  Peserta dengan senang hati mempelajari program-program AIF - FM.nl

kegiatan

Jumat lalu, atas prakarsa Suriname Chinese United Association (SCUA), dan bekerja sama dengan Kedutaan Besar China, kegiatan dimulai pada tahun yubileum. Komunitas Tionghoa akan menyelenggarakan banyak kegiatan di mana berbagai asosiasi Tionghoa akan berpartisipasi. Li Xuexiong, presiden SCUA, mengumumkan bahwa pertunjukan budaya yang menampilkan kendaraan hias dan akrobat dari Tiongkok akan menjadi bagian dari perayaan tersebut. Kompetisi olahraga juga akan diadakan mulai sekarang hingga 20 Oktober. Pendaftaran untuk ini akan segera dimulai. Dia mengindikasikan bahwa organisasi bermaksud untuk menyumbang ke berbagai lembaga sosial.

imigrasi Cina

Imigrasi Cina ke Suriname memiliki sejarah panjang sejak abad kesembilan belas. Sebagian besar imigran Tionghoa direkrut oleh pemerintah kolonial Belanda untuk bekerja di perkebunan gula, terutama untuk menggantikan penghapusan perbudakan pada tahun 1863. Pelayan kontrak Cina ini datang ke Suriname dalam kondisi yang sangat keras dan sebagian besar bekerja sebagai buruh budak. Setelah sistem kerja kontrak berakhir pada tahun 1916, banyak imigran Tionghoa memilih untuk tidak memperpanjang kontrak mereka dan menetap di Suriname. Mereka mulai mendirikan bisnis dan toko mereka sendiri, terutama di bisnis ritel dan makanan. Komunitas Tionghoa telah tumbuh dengan mantap di Suriname dan telah berkontribusi pada ekonomi dan pembangunan negara.

perdagangan

Selama abad ke-20, terjadi beberapa gelombang imigrasi Tionghoa ke Suriname. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak orang Tionghoa berimigrasi dari Indonesia ke Suriname sebagai akibat dari kerusuhan politik dan diskriminasi di Indonesia. Orang Tionghoa Indonesia ini membawa keahlian perdagangan dan investasi mereka dan memainkan peran penting dalam perekonomian Suriname.

Pada tahun 1990-an, terjadi peningkatan lebih lanjut dalam imigrasi Tiongkok ke Suriname sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan kebangkitan Tiongkok sebagai kekuatan dunia. Banyak pengusaha dan investor Cina telah menetap di Suriname dan memulai bisnis di berbagai bidang, termasuk perdagangan, pertambangan, dan infrastruktur. Imigrasi Tionghoa ke Suriname telah menghasilkan komunitas Tionghoa yang dinamis di negara tersebut, sekaligus melestarikan budaya, bahasa, dan tradisi Tionghoa. Ada sekolah, kuil, dan komunitas Tionghoa di Suriname, dan masakan Tionghoa telah tersebar luas dan populer di negara tersebut.

READ  Perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia meluncurkan rencana untuk memerangi deforestasi