“Sungguh menyentuh saya ketika saya melihatnya seperti ini,” kata Paul sambil melihat monumen di sebelah Museum Sejarah Heerenwein. Artis Rogus Greb membuat monumen itu.
Di pangkalan ada plakat bertuliskan nama lima tentara yang gugur. “Salah satunya adalah teman saya,” kata Paul kepada Omrop Friesland.
Indonesia berperang dengan Belanda untuk kemerdekaan dari tahun 1945 hingga 1949. Paul menghabiskan tiga tahun di ketentaraan dan kehilangan teman. “Saya mendapat surat yang mengatakan seorang teman saya hilang. Piet sedang berpatroli di jalan dan dia tidak pernah terdengar lagi. Seluruh patroli tidak pernah ditemukan.”
Paul kembali ke Belanda pada tahun 1949. “Itu adalah saat yang mengerikan. Kematian begitu dekat, sangat menyakitkan. Tidak nyata membiarkan hidup berjalan seperti ini. Ini tentang anak berusia dua puluh tahun, dan sudah berakhir. Lebih menyakitkan lagi ketika kamu mengingatnya kembali.”
Selasa 15 Agustus adalah peringatan perang. Itu akan diadakan di peringatan baru.
program
Upacara akan dimulai pukul 19:00 dengan pidato Walikota Djiert van der Zwaan. Mengikuti ini Pak. Ronald Lebus, pendiri Yayasan Avaz Khaki. Setelah itu, gitaris Irving Benjamins memainkan “Litje Van Verlangen”.
Setelah itu, tapto sinyal Belanda dimainkan, diikuti dengan mengheningkan cipta selama satu menit. Sebuah bunga mekar setelah suara Wilhelmus. Pada akhirnya ada kesempatan bagi yang ingin ngopi dan ngobrol.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit