BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap enam peretas Rusia

Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap enam peretas Rusia

Berita Noos

Enam peretas Rusia telah ditambahkan ke daftar sanksi Eropa atas serangan siber mereka. Di antara mereka adalah Michael Michaelovich Tsarev dan Maxim Galochkin, pemimpin organisasi kejahatan dunia maya internasional. Sanksi tersebut dijatuhkan atas inisiatif Belanda. Ini adalah pertama kalinya pelaku kejahatan juga dimasukkan dalam daftar sanksi.

Tsarev dan Galochkin berada di Amerika Serikat Didakwa secara pidana Negara ini juga telah dimasukkan dalam daftar sanksi oleh Amerika Serikat dan Inggris media Inggris sebelumnya. Menurut Jaksa Penuntut Umum Belanda, keduanya bertanggung jawab atas serangan siber serius yang telah menyebabkan banyak kerugian di Uni Eropa, seperti peretasan bank dan serangan ransomware terhadap sektor layanan kesehatan dan asosiasi perumahan.

Dua orang lainnya bekerja di kelompok Callisto, yang terdiri dari petugas informasi Rusia yang mencoba mencuri data pertahanan di negara-negara Uni Eropa dan tempat lain. Dua negara lainnya bekerja sama dalam mengembangkan malware, menurut Uni Eropa, dengan bantuan intelijen Rusia.

Aset individu dan organisasi Eropa yang termasuk dalam daftar sanksi telah dibekukan. Mereka juga tidak lagi diperbolehkan masuk ke Uni Eropa dan Ukraina. Selain itu, warga negara dan organisasi Eropa tidak diperbolehkan mengirim uang atau bertransaksi dengan orang atau kelompok tersebut. Siapa pun yang melakukan ini akan dihukum.

Oleh karena itu, Kejaksaan berharap sanksi tersebut akan memaksa perusahaan tuan rumah di Belanda untuk melakukan penyelidikan yang tepat terhadap pelanggannya. Penjahat sering menggunakan server yang berlokasi di Belanda, karena ada banyak perusahaan yang menyediakan ruang penyimpanan.

“masalah rumit”

Menambahkan orang atau kelompok ke dalam daftar sanksi Eropa memang rumit, karena harus ada buktinya juga. Hal ini tidak selalu mudah dalam serangan cyber. Jika ada orang dalam daftar sanksi yang menentang sanksi tersebut di pengadilan UE, UE harus dapat membuktikan bahwa orang tersebut benar-benar bertanggung jawab atas serangan tersebut dan bukan orang lain.

Uni Eropa memulai daftar sanksinya atas serangan siber pada tahun 2019. Saat ini terdapat 14 peretas di dalamnya.