Pembuat tembakau Philip Morris ahli dalam memberikan manfaat: melalui pembayaran yang kurang dari petani tembakau, peraturan yang fleksibel, biaya produksi yang rendah, dan penghindaran pajak. Pencarian Kolektif dan Biro Investigasi Indonesia Majalah Tempo Pertanyaan dalam perjalanan dari surga tembakau Indonesia sebagai surga pajak Swiss. Dengan Belanda sebagai mediator penting.
Huruf neon biru menerangi toko putih elegan di Pusat Perbelanjaan Senayan yang mahal di Jakarta. Minggu siang. Ada musik ceria. Dimas – bukan nama sebenarnya – mengunjungi gerai “I Quit Original Smoking” (IQOS) dari produsen tembakau Philip Morris. Pria di belakang meja memanggil alat pemanas berbentuk oval – IQOS – di mana tembakau dapat dimasukkan sepanjang sebatang rokok. Menurut Philip Morris, batangan ini – disebut HEETS – adalah “produk tembakau yang tidak terbakar dengan panas.” IQOS memanaskan tembakau, tetapi tidak membakarnya. Dimas (29) memasukkan perangkat yang dipanaskan ke dalam IQOS-nya dan mengisapnya. Awan tipis asap tembakau keluar dari mulutnya. Dia mengeluarkan kartu debit dan membayar 1,6 juta rupee, sekitar 100 euro, untuk sebuah perangkat IQOS dan sepuluh paket HEETS.
Masa depan yang ‘bebas asap rokok’
Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia WHO Bukti – bukti Kontroversial, Philip Morris mengatakan merokok melalui IQOS kurang…
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia