Defisit anggaran Indonesia diperkirakan akan melebar tahun ini dan semakin besar jika Presiden terpilih Prabowo Subianto menerapkan agenda kebijakannya, namun reformasi di sisi pendapatan dapat menjaga defisit di bawah batas maksimum, kata Bank Dunia pada hari Senin.
Dalam laporan prospek ekonomi Indonesia, defisit diperkirakan akan meningkat menjadi 2,5% PDB tahun ini dan meningkat menjadi 1,7% pada tahun 2023 karena biaya hidup dan harga komoditas terus turun.
“Kebijakan fiskal sedikit dilonggarkan karena peningkatan belanja sosial dan penurunan pendapatan komoditas,” kata laporan itu.
Defisit diperkirakan akan mencapai 2,5% PDB pada tahun 2025 sebelum turun menjadi 2,4% pada tahun 2026 seiring dengan mulai dilaksanakannya janji kampanye Prabowo.
Negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini memiliki undang-undang yang mewajibkan defisit anggaran tahunan tidak lebih dari 3% PDB dan rasio utang terhadap PDB maksimum sebesar 60% PDB.
Kekhawatiran mengenai dampak kebijakan Prabowo terhadap defisit dan rasio utang telah menambah tekanan pada rupee dan obligasi dalam beberapa pekan terakhir. Para pembantunya berulang kali mengatakan bahwa ia tetap berpegang pada aturan anggaran.
Rencana utamanya untuk menyediakan makanan gratis dan bergizi kepada siswa akan menelan biaya 450 triliun rupiah ($27,35 miliar), yang jika dilaksanakan sepenuhnya, akan setara dengan 2% PDB, kata panel presiden terpilih.
“Karena (proyek-proyek sosial) ini penting dan dapat lebih meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia, maka keberlanjutannya di masa depan perlu dipastikan,” kata ekonom senior Bank Dunia Wael Mansour pada konferensi pers.
“Itulah mengapa penting untuk menerapkannya secara bertahap dan bertanggung jawab secara fiskal.”
Prabowo, yang akan memulai masa jabatan lima tahunnya pada bulan Oktober, diperkirakan akan menerapkan kebijakan pangan secara bertahap dan memperkenalkan reformasi yang dapat meningkatkan pendapatan pajak sebesar 1% hingga 1,5% dari PDB setiap tahunnya.
Reformasi pendapatan termasuk menurunkan ambang batas pajak, menghilangkan pemotongan dan meningkatkan kontrol, kata laporan itu.
Bank Dunia telah memperingatkan bahwa ketidakpastian perekonomian global terus menimbulkan risiko terhadap keseimbangan eksternal dan posisi keuangan negara tersebut.
Guncangan eksternal, seperti meningkatnya konflik bersenjata atau ketidakpastian geopolitik, dapat menyebabkan penurunan nilai perdagangan yang lebih tajam dari perkiraan, yang dapat mengakibatkan penurunan pendapatan dan pengetatan posisi fiskal dan eksternal, kata laporan itu. .
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat menjadi 5,0% pada tahun 2024 dari 5,05% pada tahun 2023, sebelum meningkat menjadi 5,1% pada tahun 2025 dan 2026.
Prabowo, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Indonesia, telah berjanji untuk meningkatkan pertumbuhan hingga 8% selama masa jabatannya.
Bank Dunia memperkirakan defisit transaksi berjalan Indonesia akan meningkat secara bertahap dari 0,1% PDB tahun lalu menjadi 0,9% pada tahun 2024, 1,4% pada tahun 2025, dan 1,6% pada tahun 2026.
Surplus perdagangan Indonesia telah menyempit tahun ini karena rendahnya harga komoditas merugikan pendapatan ekspor. ($1 = Rp 16.455) (Laporan oleh Stefano Suleiman; Editing oleh Gayatri Suryo dan John Mayer)
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit