Perusahaan pupuk Indonesia PT Pupuk Kalimantan Timur, atau Pupuk Kaltim, sedang dalam pembicaraan untuk mengambil alih bisnis pupuk Incitec Pivot Ltd Australia, kata dua orang yang mengetahui masalah tersebut.
Salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya karena bersifat pribadi mengatakan, Bubuk Kaltim, produsen pupuk urea terbesar di Asia Tenggara, telah menyewa Citi untuk memberi nasihat tentang potensi akuisisi tersebut.
Incitec Pivot memiliki kapitalisasi pasar sebesar A$5,73 miliar (US$3,86 miliar) pada hari Senin. Berkantor pusat di Southbank, Victoria, perusahaan memproduksi dan mendistribusikan pupuk dan bahan peledak dan mempekerjakan lebih dari 5.800 pekerja, menurut situs webnya. Seorang analis mengatakan bisnis pupuk bisa bernilai sekitar $1,2 miliar.
Sumber menambahkan bahwa konsultasi sedang berlangsung dan belum ada keputusan akhir yang diambil dalam hal ini.
Seorang juru bicara Incitec mengatakan kepada Reuters dalam menanggapi pertanyaan pada hari Senin bahwa perusahaan tidak akan berkomentar di luar pernyataan yang dikeluarkan pada 12 Juli yang mengatakan telah “menerima sejumlah metode untuk potensi akuisisi divisi pupuknya.”
Popuk Kaltim dan Seti menolak berkomentar.
Pembicaraan itu dilakukan seiring ekspansi Pupuk Kaltim. Perusahaan yang berbasis di Kalimantan mengumumkan pada bulan Maret bahwa mereka berencana untuk menginvestasikan setidaknya $1 miliar untuk meningkatkan kapasitas dan mendirikan pabrik soda abu.
Sumber mengatakan kepada Reuters pada bulan Januari bahwa perusahaan juga merencanakan penawaran umum perdana secara lokal yang dapat mengumpulkan sekitar $500 juta.
Website Pupuk Kaltim memiliki 13 pabrik, di antaranya lima pabrik amoniak berkapasitas 2,74 juta ton per tahun dan lima pabrik urea berkapasitas 3,43 juta ton per tahun.
Incitec menghadapi penolakan investor terhadap rencana spin-off pembuat bahan peledaknya, Dyno Nobel, dengan daftar terpisah untuk mempercepat pertumbuhan bisnis bahan peledak dan pupuknya.
Bulan lalu, perusahaan mengumumkan pengunduran diri CEO dan General Manager Gene Jones.
Saham perseroan turun 21,5% sejak awal tahun. Buruknya kinerja sektor pupuk akibat turunnya harga bahan baku dan kondisi cuaca yang kurang baik berdampak pada perolehan laba perseroan pada semester pertama tahun ini. ($1 = A$1,4846) (Laporan oleh Yantotra Ngoy di Singapura dan Scott Murdoch di Sydney; laporan tambahan oleh Francesca Nangwe di Jakarta; Disunting oleh Ken Wu dan Kirsten Donovan)
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia