BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Dampak operasi korona di industri katering

Kode QR tidak menyebabkan masalah di restoran Pondicherry. Lehmans: “Para tamu duduk di meja terlebih dahulu dan kemudian kami meminta kode QR. Kami tidak memiliki masalah besar sejauh ini. Dua kali kami menerima tamu tanpa kode QR dan harus menyuruh mereka pergi lagi. Pekan lalu, misalnya, dua wanita yang tidak bisa mengirimkan kode QR, tapi itu benar-benar pengecualian. Siapa tahu, mereka mungkin tamu misterius untuk memeriksa apakah kita mematuhi aturan, karena mereka juga. Yang lebih parah adalah penutupan awal. “Biasanya kami buka dari jam 5 sore sampai tamu terakhir pergi. Sekarang kami buka dari jam 4 hingga 8 malam dan tentu saja kami menyadarinya. Minggu lalu kami memiliki setengah omset. Pada Sabtu malam kami biasanya memiliki dua sesi prasmanan, dan sekarang hanya ada satu sesi. Ini tidak hanya mempengaruhi kami tetapi juga pemasok kami: pedagang sayuran, tukang daging dan grosir.

Siap berangkat
Tidak banyak yang berubah untuk dibawa. Pelanggan melakukan pemesanan melalui telepon. Mereka membayar dan pergi karena mereka siap menerimanya.” Ketika langkah-langkah korona baru mulai berlaku, Lehmans benar-benar memperbaiki keadaan. “Kami melewati penguncian besar sebelumnya dengan beralih ke takeout. Beberapa staf tidak memiliki pekerjaan, mereka telah pergi, dan sangat sulit untuk menemukan yang baik sekarang. Kami benar-benar kembali ke tim, dan sekarang kami menuju penguncian penuh, saya takut. Tapi kami melakukan semua yang kami bisa untuk melakukannya dengan benar.”

Memahami
Lemon bisa mengerti banyak dari pelanggan tetap Pontong. “Para tamu sangat positif. Kami mengubah pemesanan di minggu pertama, hanya beberapa yang dibatalkan karena tidak dapat datang lebih awal. Kami memiliki banyak tamu reguler yang baik, kami memiliki banyak keterlibatan dan kami telah diberikan penghargaan Banyak barang yang datang dari Asia menjadi mahal,” jelasnya. Di Indonesia masih harus berhadapan dengan corona, misalnya beberapa jenis kerupuk udang tidak tersedia. Pabrik-pabrik belum dimulai atau hanya sebagian. Banyak produk di Asia yang mahal. Harga minyak yang kami gunakan sudah naik hingga 30%. Meskipun ini adalah waktu yang sulit, saya pikir kami tidak akan jatuh. Dan yang paling penting adalah bahwa setiap orang terus menggunakan pengetahuan umum mereka. Saya tidak mendukung vaksinasi wajib, tetapi mendukung vaksin. Saya dan istri saya tidak sehat dan seorang bibi dan saudara ipar meninggal. Tapi yang terpenting adalah tetap saling menghargai.