BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Erasmus House: Jembatan Budaya antara Belanda dan Indonesia |  Kementerian

Erasmus House: Jembatan Budaya antara Belanda dan Indonesia | Kementerian

Entri Blog | 11-03-2023 | Departemen Luar Negeri

Menteri Luar Negeri Hanke Bruins Slot baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Indonesia. Dalam kunjungannya, Menkeu mengunjungi Erasmus House di Jakarta, tempat berlangsungnya pertukaran budaya antara kedua negara. Tapi apa sebenarnya yang membuat Rumah Erasmus begitu istimewa?

Perbesar gambarnya
Minister Bruns Slot berfoto bersama staf Erasmus House.

Hubungan budaya antara Belanda dan Indonesia sangatlah penting. Oleh karena itu, Indonesia menjadi salah satu negara prioritas Kementerian Luar Negeri, dan Erasmus House menjadi pilar utama dalam kerja sama kebudayaan ini.

Misi Menteri Bruns Slott ini merupakan momen spesial bagi hubungan budaya antara Belanda dan Indonesia. Hubungan budaya antara Belanda dan Indonesia semakin erat, dan banyak contoh yang menunjukkan kerjasama yang erat.

Rumah Erasmus

Terletak di kompleks kedutaan besar di Jakarta, Erasmus House adalah jantung hubungan budaya antara Belanda dan Indonesia. Setiap tahunnya menarik ribuan pengunjung, terutama anak muda Indonesia, dengan berbagai aktivitas budayanya. Kegiatan ini mencakup pertunjukan drama, tari dan musik, serta malam diskusi mengenai isu-isu politik dan sosial terkini seperti kebebasan pers, demokrasi, kebebasan internet, kesehatan dan hak seksual dan reproduksi.

Perbesar gambarnya
Menteri Bruns Slott Massa berkeliling ke Debon Batik. Dalam pameran ini, seniman dan peneliti batik asal Belanda, Sabine Polk, mengenang kembali perjalanan penemuan dan perkembangan batik selama empat belas tahun terakhir.

Acara tahunan yang menarik adalah Bazaar Belanda, di mana tidak kurang dari 7.000 pengunjung unik dapat menikmati cita rasa Belanda dalam satu hari. Acara tahunan ini tidak hanya menawarkan makanan, buku, dan cenderamata khas Belanda, namun juga memberikan pengunjung informasi tentang budaya Belanda, pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh lembaga-lembaga Belanda. Erasmus House tidak hanya menjadi aset budaya yang berharga namun juga menjadi simbol bagaimana hubungan kedua negara diperkuat melalui kontak langsung antar warganya.

50 tahun Rumah Erasmus

Erasmus House telah menjadi pusat kebudayaan Belanda di Jakarta selama 50 tahun terakhir dan masih hidup dan sehat. Pasalnya, Belanda dan Indonesia sudah terhubung selama kurang lebih empat abad dan banyak masyarakat Indonesia yang tertarik dengan Belanda.

READ  Gas air mata sebabkan bencana sepak bola di Indonesia, menurut peneliti Football

Mengingat hal ini, Erasmus House didirikan pada tahun 1970. Awalnya pusatnya terletak di Jalan Menteng Raya, namun kemudian menjadi jelas bahwa diperlukan bangunan yang lebih besar untuk menampung seluruh kegiatan. Pusat ini dibuka pada tahun 1981 di sebelah Kedutaan Besar Belanda. Dalam lingkungan baru ini, fondasi Rumah Erasmus saat ini diletakkan.

Erasmus House direnovasi kembali pada tahun 2018. Renovasi ini mencerminkan transformasi kedutaan yang lebih luas: lebih terbuka dan transparan. Erasmus House kini menjadi ruang inovatif yang fleksibel, ringan dan inspiratif. Tempat di mana pertukaran pengetahuan dan ide diterima. Tempat yang siap untuk masa depan.

Film dan desain

Selain Erasmus House, masih ada kolaborasi budaya lain antara Belanda dan Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, industri film Indonesia mengalami kemajuan yang luar biasa. Indonesia kini berkolaborasi dengan Belanda dalam bidang ini, dan para pembuat film Belanda tertarik dengan produksi bersama Indonesia. Contoh aliansi ini adalah film-film terbaru seperti ‘De Ost’.

Desainer Belanda dan Indonesia juga bekerja sama. Bersama-sama mereka menjadikan ruang publik di Indonesia lebih menarik dan berkelanjutan. Kolaborasi ini menekankan penggunaan material alami yang sedang dalam pengembangan dan akan segera dipamerkan di Dutch Design Week. Usai pameran, karya-karya tersebut akan dipamerkan di Erasmus House mulai Februari 2024.

Warisan kolonial

Masa lalu kolonial adalah sesuatu yang masih mempengaruhi banyak orang secara pribadi setiap hari. Pada masa kolonial, benda-benda budaya berakhir di Belanda secara tidak adil, misalnya melalui perampokan atau pemaksaan. Musim panas lalu, Indonesia meminta pengembalian beberapa barang penting bagi negara.

READ  Pameran Indonesia Hebat: Serbaguna, Bersejarah dan Masih Terbatas

Belanda percaya bahwa benda-benda ini harus dikembalikan ke tempatnya. Kunjungan Menteri Luar Negeri Uslu (Kebudayaan dan Media) pada September 2022 menandai dimulainya, dan beberapa benda cagar budaya kini telah dikembalikan secara fisik. Perubahan haluan ini dicapai melalui kolaborasi intensif antara Indonesia dan Belanda serta para ahli dari kedua negara.

Selain mengembalikan warisan budaya, Belanda juga mengupayakan kolaborasi lebih lanjut antara museum dan institusi akademis di bidang koleksi kolonial. Organisasi Penelitian Ilmiah Belanda (NWO) baru-baru ini Panggilan terbuka untuk penelitian kolaboratif Diterbitkan. NWO bekerja sama dengan lembaga penelitian Indonesia BRIN. Selain itu, berbagai proyek kerja sama warisan budaya dan museum telah berjalan dengan Indonesia, termasuk Institut Warisan Budaya Belanda dan Institut Warisan Budaya Belanda Federasi Koleksi Kolonial.