Maskapai itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka enggan mengambil keputusan itu, tetapi menggambarkannya sebagai kebutuhan untuk “memastikan perusahaan keluar dari pandemi sebagai maskapai yang kuat dan sehat.” Perdagangan saham dihentikan setelah pengumuman tersebut.
Menurut Reuters, maskapai Indonesia telah menunjuk Guggenheim Securities sebagai penasihat keuangan untuk menilai strategi dan memperbaiki kondisi keuangannya.
Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan Garuda juga menuntut agar pembayaran utang kepada kreditur dan pemilik lain ditangguhkan berdasarkan apa yang disebut “perjanjian pembekuan”. Pemerintah Indonesia memiliki lebih dari 60% saham Garuda.
Menurut Straits Times, pemerintah Indonesia saat ini sedang mengkaji opsi untuk maskapai kebanggaan nasional tersebut. Menurut surat kabar yang umumnya mapan, empat opsi ada di atas meja: dengan tiga opsi pertama, perusahaan akan terus eksis dalam bentuk yang direstrukturisasi, dan yang keempat adalah membubarkan perusahaan.
Garuda sangat terpukul oleh wabah virus corona. Meskipun hasil keuangan untuk tahun 2020 belum diumumkan, sudah jelas bahwa volume penjualan telah turun dua pertiga.
Setengah Armada
CEO Irfan Setiaputra baru-baru ini mengumumkan tindakan tegas tersebut dalam sebuah surat kepada karyawannya. Misalnya, armada – yang saat ini terdiri dari 142 pesawat – harus dibelah dua. Artinya, jumlah pegawai juga akan berkurang. Selain itu, real estat akan dijual.
Dalam surat yang sama, Setiaputra melaporkan utang Garuda naik menjadi empat miliar euro.
"}];
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia