kegigihan! Akhirnya, setelah hampir 10 tahun dikampanyekan oleh berbagai badan amal hewan, pertunjukan lumba-lumba keliling yang kejam di Indonesia terpaksa ditutup. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia belum memperbarui izin sirkus tersebut.
Wersut Seguni Indonesia, perusahaan yang bertanggung jawab atas penderitaan hewan yang tak berkesudahan, yang antara lain harus bersusah payah demi “hiburan”, terpaksa menutup usahanya awal bulan ini.
Ini menyangkut sekitar 70 hingga 90 lumba-lumba, yang diambil dari keluarganya di alam liar oleh nelayan setempat. Pemburu mendapatkan uang tambahan dengan menjual hewan ke sirkus. Mereka kemudian diangkut selama bertahun-tahun melintasi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa dengan truk dan pesawat untuk melakukan trik hingga lima kali sehari untuk menghibur masyarakat.
Tiba Error: Mode: Lazy loading tidak tersedia (ARVE Pro tidak aktif?), alihkan ke mode normal
Banyak masalah kesehatan
Tim Proyek Lumba-lumba Indonesia mengambil foto yang menunjukkan lumba-lumba menderita beberapa masalah kesehatan. Seringkali mereka tidak hidup lebih dari sekitar 5 tahun, sedangkan di alam liar mereka dapat hidup hingga 40 tahun.
Lumba-lumba tersebut terjebak dalam kotak besi sempit hingga tiga hari dalam perjalanan ke lokasi baru, dengan sedikit Vaseline di kulitnya sebagai perlindungan. Mereka menderita sakit maag serta luka pada mata dan kulit akibat tingginya kadar klorin di kolam renang. Lumba-lumba hanya diberi beberapa potong kecil ikan di sela-sela pertunjukan, sehingga rasa lapar membuat mereka cukup siap untuk terus menampilkan pertunjukan monoton mereka. Selama pertunjukan, mereka harus menunjukkan perilaku yang tidak normal, seperti melompati lingkaran (dan terkadang membakarnya), “menari” dengan musik keras, dan “memecahkan soal matematika”.
Sirkus tersebut juga menampilkan seekor beruang Malaysia dan dua berang-berang yang dipaksa melakukan tindakan yang mempermalukan hewan tersebut.
Hari bersejarah
Banyak organisasi bantuan hewan di seluruh dunia, seperti Dolphin Project, Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Foundation, dan Bite Back and Born Free Foundation, telah berkampanye melawan sirkus lumba-lumba yang kejam selama bertahun-tahun.
Dolphin Project mengadakan kampanye grafiti dan mural dengan teks seperti “Bebaskan lumba-lumba Bali!” dan “Lumba-lumba berada di alam liar!” Organisasi ini juga memasang pesan di papan reklame elektronik di seluruh Indonesia, termasuk Bandara Bali. Melalui pertunjukan boneka edukasi keliling, para staf memperkenalkan generasi muda dan orang tua mereka tentang praktik kejam dari Sirkus Lumba-lumba.
Femke den Haas, Direktur Kampanye Dolphin Project Indonesia, sangat senang dengan hasilnya.
“Ini adalah hari bersejarah bagi semua orang yang terlibat. Sejak tahun 2009, ketika pertunjukan lumba-lumba keliling pertama kali dimulai, kami telah bekerja tanpa lelah, mengirimkan petisi, mengoordinasikan protes, menghadiri pertemuan yang tak terhitung jumlahnya, melobi pemerintah, dan melakukan penelitian ekstensif hari ini menutup yang lain “Sirkus keliling dunia.”
terancam bahaya
Kampanye ini tidaklah mudah. Lumba-lumba adalah hewan yang dilindungi di Indonesia, namun karena banyak uang yang dihabiskan untuk perdagangan dan eksploitasi lumba-lumba, terjadi pula korupsi dan pemerintah tidak berbuat apa-apa. Menurut organisasi Femke den Haas, peserta kampanye diancam, diintimidasi dan dipaksa memakai rompi anti peluru karena situasi sudah tidak terkendali.
Untungnya, para pengambil keputusan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat ini lebih mengutamakan etika dibandingkan keuntungan. Sirkus lumba-lumba keliling akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pertunjukan binatang paling kejam dan merendahkan martabat yang pernah ada.
Project Dolphin terus berjuang
Jadi sirkus lumba-lumba keliling di Wirsut Seguni, Indonesia, telah ditutup, namun pemiliknya masih diperbolehkan menyelenggarakan pertunjukan lumba-lumba di fasilitas permanen di Jawa Tengah. Sekitar 20 hingga 30 lumba-lumba konon ditawan di sini.
Proyek Dolphin juga berkomitmen untuk membebaskan hewan-hewan ini. Selain itu, Warsawa terus memantau Segone untuk memastikan sirkus tersebut mematuhi hukum dan tidak lagi menyeret lumba-lumba dari satu kota ke kota lain.
Tiba Error: Mode: Lazy loading tidak tersedia (ARVE Pro tidak aktif?), alihkan ke mode normal
Apakah Anda ingin membantu lumba-lumba sirkus di Indonesia? Kemudian Anda dapat mempertimbangkan untuk menyumbang padanya Suaka Lumba-lumba Baliyang menampung lumba-lumba yang diselamatkan, merehabilitasinya, dan, jika memungkinkan, melepaskannya ke alam liar.
sumber:
©Hewan Saat Ini Lisbeth Reckwell
More Stories
Jadwal dan tempat menonton di TV
Kampanye 'Bebaskan Papua Barat' beralih ke media sosial untuk mendapatkan dukungan internasional. · Suara Global dalam bahasa Belanda
Dolph Janssen dan pacarnya Jetski Kramer di X Under Fire untuk Liburan di Indonesia (Lihat Berita)