BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia adalah negara Asia pertama yang menerbitkan obligasi ramah lingkungan

Indonesia adalah negara Asia pertama yang menerbitkan obligasi ramah lingkungan

Obligasi ramah lingkungan ini memiliki kupon sebesar 3,75 persen. Jumlah ini awalnya lebih tinggi, namun karena kuatnya minat terhadap obligasi, harganya direvisi turun. Inilah yang ditulis oleh Pendanaan Lingkungan.

Perlindungan terhadap perubahan iklim

Indonesia ingin menggunakan dana yang diperoleh untuk proyek-proyek yang berkontribusi terhadap perlindungan dari dampak perubahan iklim dan proyek-proyek untuk memerangi perubahan iklim.

Pemerintah Indonesia mengidentifikasi delapan tema: energi terbarukan, efisiensi energi, perlindungan dari risiko iklim, transportasi berkelanjutan, pengelolaan limbah, pariwisata berkelanjutan, konstruksi berkelanjutan, dan pertanian berkelanjutan. Hanya proyek-proyek yang termasuk dalam salah satu tema ini yang berhak menerima pendanaan.

Indonesia merupakan negara kelima yang menerbitkan obligasi ramah lingkungan. Nigeria, Polandia, Perancis dan Fiji mendahului negara Asia. Swedia dan Belgia telah mengumumkan bahwa mereka juga ingin menerbitkan obligasi ramah lingkungan.

Dengarkan juga: David van Raalten, Arcadis: “Persiapan menghadapi perubahan iklim tidak harus rumit”

Pembiayaan proyek berkelanjutan

Jumlah penerbitan obligasi hijau meningkat setiap tahun. Tidak hanya pemerintah yang menerbitkan obligasi ramah lingkungan (green bond), perusahaan multinasional besar seperti Apple juga mulai menerbitkan sekuritas utang ramah lingkungan (green debt) untuk membiayai proyek-proyek berkelanjutan.

Uang yang diperoleh perusahaan dengan menerbitkan obligasi ramah lingkungan digunakan secara khusus untuk membiayai proyek berkelanjutan. Hal ini mungkin termasuk membangun ladang angin, namun juga kehutanan berkelanjutan atau daur ulang air.

Baca juga: Moody's: “Perusahaan pengeboran mendapat peringkat obligasi ramah lingkungan teratas, mengapa tidak?”

sumber: Pendanaan lingkungan hidup | Gambar: Stok Adobe

READ  Sudah waktunya bagi perusahaan untuk lebih melindungi "wanita" mereka lintas batas