BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia, AS dan Australia mengirimkan bantuan untuk berpacu dengan waktu untuk menemukan kapal selam

Kapal selam Indonesia yang hilang mencari air di luar Bali untuk mencari jejak KRI Nangala.  Film EPA
Kapal selam Indonesia yang hilang mencari air di luar Bali untuk mencari jejak KRI Nangala.Film EPA

Menurut TNI AL, 53 awak kapal mendapat oksigen dari Jumat hingga Sabtu hingga pukul 15.00. “Kami akan memaksimalkan upaya pencarian kami,” kata seorang juru bicara militer. Kecemasan meningkat karena tidak ada tanda-tanda kehidupan kelompok yang ditemukan selama dua hari.

Kapal Angkatan Laut Australia yang dilengkapi peralatan sonar dan helikopter itu akan tiba di daerah luar Bali pada hari Jumat. Kapal dan kapal angkatan laut Australia lainnya diharapkan dari Singapura dan Malaysia. Angkatan Udara AS juga akan membantu Indonesia.

Departemen Pertahanan AS mengatakan “patah hati” atas berita keberangkatan kapal selam dari radar Rabu selama latihan di pantai Bali. “Pikiran kami tertuju pada para pelaut Indonesia dan keluarga mereka,” kata juru bicara Pentagon. Menteri Pertahanan Lloyd Austin akan membahas dengan mitranya dari Indonesia Prabho Subianto pada hari Jumat bagaimana Amerika Serikat dapat membantu.

Mati listrik

Oli yang bocor di titik di mana kapal selam menyelam menandakan kerusakan pada tangki bahan bakar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya bencana maut di Nangala. Angkatan Laut sedang menyelidiki apakah listrik padam saat merpati jatuh selama pelatihan.

Awak kapal tidak dapat melakukan prosedur darurat ketika kapal selam berusia 44 tahun itu tenggelam ke kedalaman sekitar 700 meter. Menurut Panglima Angkatan Laut Yudo Marcono, sesuatu dengan “gaya magnet yang kuat” ditemukan di kedalaman 50 hingga 100 meter. Nangala bisa menangani kedalaman sekitar lima ratus meter. Di beberapa bagian Laut Bali kedalamannya lebih dari 1.500 meter.

Menurut pakar keamanan Indonesia, tidak dapat disangkal bahwa kelompok tersebut masih hidup. Di atas kapal adalah Komandan Layanan Kapal Selam, Harry Chettiavan. “Tapi jika kapal selam itu berada di kedalaman 700 meter, sulit untuk bertahan,” kata ahli Connie Ragundini Bakri. “Di bawah tekanan di bawah air bisa meledak dan menyebabkan retakan pada permukaan baja.”

Berbagai kecelakaan

“Saya berharap ditemukan masih hidup,” kata Berta Asmara, istri anggota Guntur Ari Pracetio, anggota kelompok yang sudah sepuluh tahun ditempatkan di Nangala. Terakhir kali dia berbicara dengan suaminya, dia mengumumkan bahwa dia akan melaut. “Dia meminta saya untuk mendoakannya,” kata Asmara.

Prioritas utama kami adalah keselamatan 53 anggota tim, kata Presiden Joko Widodo kepada kerumunan dalam pidato yang disiarkan televisi. Dia juga berbicara kepada anggota keluarga dari kelompok yang hilang itu. “Saya memahami perasaan Anda dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menyelamatkan semua orang,” janji presiden.

Menurut Kementerian Pertahanan, kondisi Nangala masih bagus. Kapal selam telah beroperasi dengan Angkatan Laut sejak 1981 dan ditingkatkan pada 2012 di Korea Selatan. Indonesia memiliki lima kapal selam: dua dibangun di Jerman, termasuk Nangala, dan tiga kapal selam baru dibangun di Korea Selatan. Jakarta ingin memodernisasi angkatan bersenjata. Ada banyak kecelakaan dengan peralatan usang dalam beberapa tahun terakhir.