Perusahaan itu mengatakan, perusahaan tambang Indonesia PT Amman Mineral Nusa Tenggara telah memperoleh izin dari pemerintah untuk mengekspor 900.000 metrik ton konsentrat tembaga basah hingga Mei tahun depan.
Perusahaan mengatakan dalam pernyataan yang dikeluarkan Senin malam bahwa Amman, anak perusahaan PT Amman Mineral Internasional Tbk, memperoleh izin yang berlaku mulai 24 Juli 2023 hingga 31 Mei 2024.
Indonesia melarang ekspor mineral mentah seperti tembaga dan bauksit mulai Juni tahun ini untuk menarik investasi di industri pengolahan mineral.
Namun, pemerintah telah memberikan pengecualian sementara kepada beberapa perusahaan seperti Oman dan Freeport Indonesia untuk mengizinkan mereka menyelesaikan pembangunan smelter mereka yang tertunda karena pandemi.
“Kami targetkan smelter selesai akhir Mei 2024, yang merupakan tanggal berakhirnya izin ekspor saat ini,” kata Rahmat Makasso, Presiden Oman, menambahkan bahwa smelter tembaga di Nusa Tenggara Barat sudah hampir 60% selesai.
Perseroan menambahkan, berdasarkan progres tersebut, pengiriman konsentrat tembaga di Oman akan dikenakan pajak ekspor sebesar 10%.
Oman Mineral International Tbk mengumpulkan 10,73 triliun rupiah ($714,38 juta) dalam penawaran umum perdana pada 7 Juli, terbesar di Indonesia tahun ini.
Perusahaan berencana menggunakan dana tersebut untuk mendanai beberapa proyek, termasuk peleburan tembaga senilai $980 juta. ($1 = Rs. 15.020.000) (Laporan oleh Ananda Theresia dan Bernadette Christina; Disunting oleh Kanupriya Kapoor)
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia