Mengikuti Turki, Indonesia dan Pakistan telah memanggil duta besar Belanda ke negara mereka setelah Alquran dirobek di Den Haag. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengkonfirmasi hal ini setelah laporan tersebut NOS. Negara-negara telah menanggapi tindakan pemimpin Pegida Edwin Wagensveld yang merobek salinan Alquran dan menginjak-injaknya di Den Haag, Minggu lalu.
Baca selengkapnya: Turki Panggil Dubes Belanda Usai Koran Pegita Tore Foreman
Turki memanggil duta besar Belanda Selasa lalu dan menuntut agar Belanda tidak mengizinkan “tindakan provokatif” semacam itu. Bagi negara, “kejahatan kebencian” adalah bukti bahwa “Islamofobia, diskriminasi dan rasisme tidak mengenal batas di Eropa”. Kementerian Luar Negeri juga melihat reaksi tidak setuju dari Aljazair, Bahrain, Mesir, Maroko dan Qatar. Juru bicara mengatakan bahwa negara-negara tersebut belum mencari hubungan diplomatik atas masalah tersebut.
Kementerian mengumumkan pada hari Senin penutupan sementara kedutaan Belanda di Istanbul karena meningkatnya ancaman. Kedutaan Besar Belanda di Ankara akan tetap buka. Hal yang sama berlaku untuk kedutaan besar di Jakarta dan Islamabad. Menurut travel advisory, siapa pun yang bepergian ke Turki harus mempertimbangkan sentimen anti-Barat dan kemungkinan demonstrasi.
Sebuah Alquran dirobek di Belanda sehari setelah sebuah Alquran dibakar di depan kedutaan Turki di ibu kota Swedia, Stockholm. Langkah aktivis sayap kanan Rasmus Balutan telah membuat Turki menjauhkan diri dari kesepakatan Swedia untuk bergabung dengan NATO. Jumat lalu, Baludan mengulangi tindakannya di depan sebuah masjid di Kopenhagen dan sejak itu mengusulkan setiap minggu ke kedutaan Turki untuk membakar Alquran sampai Turki menyetujui aksesi NATO, menurut Reuters.
Versi artikel ini muncul di surat kabar edisi 31 Januari 2023
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit