BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia memotong keringanan pajak untuk mencegah investasi di penambang nikel tingkat rendah

Indonesia memotong keringanan pajak untuk mencegah investasi di penambang nikel tingkat rendah

Indonesia telah memangkas keringanan pajak untuk mengekang investasi pada produk nikel berkualitas rendah, kata seorang menteri di Indonesia pada hari Rabu karena negara tersebut berupaya untuk mengekstrak sebanyak mungkin nilai dari cadangan nikelnya yang kaya dan mendorong lebih banyak investasi hilir.

Pemerintah menargetkan investasi sekitar $95 miliar tahun ini dan akan terus fokus pada pengolahan sumber daya alam, namun ingin menyisihkan cadangan nikelnya, yang terbesar di dunia, untuk produk bernilai tinggi seperti bahan baterai mobil listrik.

Sejak pelarangan ekspor bijih nikel pada tahun 2020, Indonesia telah melihat peningkatan investasi di smelter, tetapi sebagian besar produksinya adalah feronikel atau besi berpigmen nikel (NPI), yang digunakan dalam baja tahan karat, yang biasanya hanya mengandung 30% hingga 40% nikel.

Menteri Investasi Bahlil Lahdalia mengatakan pemerintah tidak akan lagi memberikan pembebasan pajak untuk investasi laba bersih.

“Hilirisasi di Indonesia minimal harus mengandung 60% sampai 70% nikel, tidak hanya untuk tengkulak,” kata Bahlil dalam wawancara dengan Reuters.

Dia menambahkan, “Investasi perusahaan nirlaba dapat menyamakan kedudukan dalam empat hingga lima tahun, jadi mengapa memberikan keringanan pajak selama 10 tahun? Itu tidak adil.”

Dia menolak mengomentari pembicaraan Indonesia dengan perusahaan seperti pembuat mobil AS Tesla dan Grup Promosi Investasi BYD China.

Sementara itu, pasar nikel global menghadapi kelebihan pasokan besar-besaran tahun ini akibat peningkatan produksi Indonesia. Kelompok Studi Nikel Internasional (INSG) mengharapkan surplus 239.000 ton, terbesar dalam setidaknya satu dekade.

Perusahaan seperti Trimegah Bangun Persada (TBP) dan Merdeka Battery Materials menambah kapasitas.

Anak perusahaan TBP saat ini memiliki kapasitas gabungan sebesar 305.000 ton feronikel per tahun dan berencana menambah 12 lini produksi lagi. Merdeka saat ini memiliki kapasitas 38.000 ton NPI dan smelter ketiga dengan kapasitas 50.000 ton diharapkan mulai beroperasi pada paruh kedua tahun ini.

READ  Bagaimana imigrasi meninggalkan jejaknya di Amsterdam

Bahlil mengatakan pemerintah akan meminta smelter di masa depan untuk ditenagai oleh energi terbarukan, tetapi rinciannya masih dalam pembahasan.

($1 = 14.680.000 rupiah)