BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia: Presiden Baru, Kebijakan Sama – Jub

Indonesia: Presiden Baru, Kebijakan Sama – Jub

Kemarin

Waktu membaca adalah 3 menit

347 adegan

Prabowo

Masyarakat miskin semakin tertinggal

Menteri Pertahanan yang kontroversial namun populer, Prabowo Subianto, sedang menuju kemenangan telak dalam pemilihan presiden Indonesia. Kontroversial karena sebagai pemimpin militer ia menekan perbedaan pendapat dengan keras dan bertanggung jawab atas penyiksaan. Namun populer di kalangan anak muda yang belum mengetahui masa lalunya. Berkat kampanye media sosial yang canggih, mereka terutama mengenal Prabowo sebagai kakek bayi yang menari. Video-video Prabowo menjadi viral di kalangan pemilih muda, yang merupakan setengah dari lebih dari 200 juta pemilih di Indonesia.

Prabowo juga mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo yang akan keluar. Ini masih populer, tetapi sepuluh tahun kemudian tidak diperbolehkan lagi untuk berpartisipasi. Joko Widodo atau lebih dikenal dengan nama panggilannya Jokowi, diangkat sepuluh tahun lalu sebagai presiden cinta demokrasi yang membawa reformasi dan mengakhiri kemiskinan di Indonesia. Suatu ketika, presidennya bukan mantan jenderal, melainkan seorang pembuat furnitur sederhana dari daerah terpencil di Solo. Seorang 'Obama Indonesia'.

Sepuluh tahun kemudian, Joko Widodo lebih membanggakan keberhasilan ekonomi dibandingkan kemajuan politik dan sosial. Rahasia di balik keberadaan 'Jocovinomics': Proyek infrastruktur besar (jalan raya, kereta api, pelabuhan, bandara, ibu kota baru) menciptakan banyak lapangan kerja.

Dan kebijakan industri yang mengekspor produk akhir berkualitas tinggi dibandingkan bahan mentah berkualitas rendah. Misalnya, sejak larangan ekspor nikel mentah, jumlah smelter nikel di Indonesia meningkat dari dua menjadi dua puluh kali lipat pada tahun 2020.

Jocovinomics mengacu pada lapangan kerja, pendapatan lebih tinggi, dan mobilitas sosial untuk sebagian kecil populasi. Negara ini sekarang memiliki sekitar 150 juta masyarakat kelas menengah

Namun di balik supermarket yang lengkap, mal mewah, jalan beraspal, dan bandara ultra-modern, terdapat permasalahan tersembunyi seperti demokratisasi yang berada di bawah tekanan, kesenjangan antara si kaya dan si miskin, dan terlalu banyak orang yang berada di bawah garis kemiskinan.

Presiden Jokowi yang dulunya menjanjikan, telah muncul dalam beberapa tahun terakhir sebagai pemimpin otoriter dan konservatif yang tidak menolak nepotisme. Sikap terhadap korupsi melemah, kebebasan berekspresi dibatasi, undang-undang diberlakukan untuk melarang hubungan seks di luar nikah, dan pernikahan campuran dibatasi. Di bawah tekanan dari organisasi-organisasi Islam konservatif yang semakin menonjol di Indonesia.

Joko Widodo ingin tetap berkuasa lebih lama dari dua masa jabatan yang diperbolehkan, namun ditolak ketika ia mencoba untuk menunda pemilu. Presiden bukanlah seseorang yang bisa dianggap enteng. Putranya, Gibran Rakabuming Raka, kemungkinan besar akan menjadi wakil presiden di bawah pemimpin baru, Prabowo. Dengan cara ini, Widodo semakin dekat dengan kekuasaan.

Pertumbuhan kelas menengah diimbangi dengan meningkatnya jumlah penduduk miskin. Artinya, kesenjangan pendapatan semakin melebar di Indonesia. Menurut statistik resmi pemerintah, kondisinya tidak terlalu buruk dan 30 juta penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Bank Dunia menggunakan standar yang berbeda dan mempunyai beberapa tingkatan. Jutaan orang miskin tidak dapat naik ke kelas menengah pada generasi mendatang: mereka tidak sehat, berumur pendek, kurang fleksibel dan kurang berpendidikan.

Perbedaan semakin meningkat tidak hanya antar kelompok penduduk, namun juga antar wilayah nusantara yang luas. Janji Joko Widodo bahwa pembangunan daerah termiskin di Indonesia tidak akan menjadi tujuan utama kepresidenannya. Daerah yang lebih miskin dan terpencil seperti Maluku atau Papu hanyalah bayangan dari pulau-pulau yang relatif makmur seperti Jawa, Sumatera dan Bali. Wilayah seperti Kalimantan dan Sulawesi terletak di antara keduanya.

READ  "Bukan ide yang baik untuk berlari di jalur yang tidak terjadi apa-apa selama berbulan-bulan."

Untuk menekankan persatuan negara dan mengurangi kemacetan di Jakarta, presiden yang akan keluar dari masa jabatannya telah memilih untuk membangun ibu kota baru: Nusantara, di kepulauan Jawa. Bukan di Pulau Jawa yang padat penduduknya, melainkan di hutan Kalimantan Timur di Pulau Kalimantan, sekitar 1.200 kilometer dari Jakarta.

Ibu kota baru akan menunjukkan kebanggaan, kekuatan, dan persatuan suatu bangsa dalam pembangunan seutuhnya. Kota ini harus menjadi kota yang mengutamakan keberlanjutan dan inovasi. Kota yang menjadi model persatuan dengan ratusan suku dan ribuan penduduk pulau. Hingga saat ini sangat sulit menciptakan simbol Indonesia baru.