17 Januari 2024
Jakarta – SAYAPelaku industri mendorong tindakan hukum terhadap kenaikan pajak hiburan baru-baru ini, dengan alasan bahwa hal tersebut akan menghambat bisnis mereka dan memungkinkan berkembangnya aktivitas ilegal.
Dewan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) berencana mengajukan permohonan uji materiil ke Mahkamah Konstitusi terkait kenaikan pajak terkait Pasal 58 Ayat 2 UU Nomor 100.1 Tahun 2022 yang menetapkan tarif PBJT 40-75 persen. layanan, mulai dari awal tahun ini.
Ketua GIPI Hariyadi Sukamdani mengatakan kenaikan pajak akan menghambat kegiatan usaha diskotik, karaoke, klub malam, dan spa.
“Kami menganggap tarif pajak atas layanan hiburan sebagai sebuah isu dan menuntut hal tersebut [its] Pembatalan oleh Mahkamah Konstitusi, ujarnya, demikian dikutip Kontan, Minggu.
Hariyadi, yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), menambahkan bahwa tarif pajak baru pada akhirnya akan menghambat operasional perusahaan dan memaksa mereka tutup, sehingga memberikan ruang kosong bagi bisnis ilegal untuk mengisinya.
“Apakah kita ingin penutupan? [legitimate] Industri hiburan atau membiarkan industri ilegal berkembang? Jika pemilik usaha tidak dapat membayar pajak, mereka pada akhirnya akan mencari pilihan yang bijaksana. “Ini tidak benar,” katanya.
Hariadi menambahkan, tarif pajak hiburan sekitar 10 persen sudah ideal.
Justi Ngurah Rai Suryawijaya, Ketua PHRI Badung Cabang Bali, mengatakan pemilik spa tidak pernah berpartisipasi dalam diskusi mengenai pajak hiburan, CNBC Indonesia melaporkan pada hari Senin.
Indonesia memiliki pajak hiburan yang lebih tinggi dibandingkan negara tetangganya.
Malaysia menerapkan pajak hiburan sebesar 25 persen, namun Kuala Lumpur memberlakukan pengurangan tarif sebesar 10 persen pada acara internasional, sebuah keputusan yang memicu kontroversi di kalangan artis lokal di Malaysia, menurut laporan yang diterbitkan oleh surat kabar The Star pada Oktober 2023.
Sementara itu, Thailand dilaporkan mengurangi pajak hiburan dari 10 menjadi 5 persen pada awal tahun ini dalam upaya untuk menarik lebih banyak wisatawan ke negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara, dimana pariwisata merupakan kontributor utama. Negara ini bertujuan untuk menarik 28 juta wisatawan pada tahun 2023 untuk menghasilkan 1,2 triliun baht (US$34,2 miliar), Business Times Singapura melaporkan, mengutip data pemerintah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaja Uno mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa lebih baik semua orang menunggu peninjauan kembali dan menghindari keributan yang dapat berdampak negatif pada pariwisata Indonesia.
“Saya khawatir jika kita terus meningkatkan masalah ini… [entertainment tax issue]Wisatawan mungkin memandang situasi di Indonesia tidak menguntungkan. Itu penting [to keep calm]Karena kita masih menjadi sorotan [our tourism] “Saya bisa pulih,” katanya.
“Saya ingin memastikan narasinya tentang [Indonesian] “Pariwisata masih positif.”
Sandiaga menambahkan, harus ada keseimbangan antara pemerintah dan pemangku kepentingan industri, agar tidak ada yang dirugikan. Ia juga menyarankan agar pemerintah memberikan insentif untuk mengimbangi sebagian pengeluaran bisnis.
“Kita perlu mengatasi dan menganalisis biaya layanan dalam industri hiburan, yang biasanya mencakup layanan hiburan [high] Biaya-biaya, termasuk biaya keamanan dan perizinan, yang dapat diimbangi melalui insentif atau peraturan yang tidak akan menjadi beban [businesses] Secara finansial,” ujarnya.
“Baconaholic. Penjelajah yang sangat rendah hati. Penginjil bir. Pengacara alkohol. Penggemar TV. Web nerd. Zombie geek. Pencipta. Pembaca umum.”
More Stories
Jadwal dan tempat menonton di TV
Kampanye 'Bebaskan Papua Barat' beralih ke media sosial untuk mendapatkan dukungan internasional. · Suara Global dalam bahasa Belanda
Dolph Janssen dan pacarnya Jetski Kramer di X Under Fire untuk Liburan di Indonesia (Lihat Berita)