Kantor berita negara tidak mengatakan bagaimana, kapan atau di mana King akan dideportasi. Pria berusia 20-an itu diduga mengaku memasuki Korea Utara secara ilegal.
Ia disebut-sebut menyatakan ketidakpuasannya terhadap perlakuan tidak manusiawi dan rasis di tubuh militer AS. Korea Utara sebelumnya mengatakan bahwa inilah alasannya dia ingin pergi ke Korea Utara atau negara lain.
King bergabung dengan Angkatan Darat AS pada Januari 2021, dan kemudian didakwa dua kali melakukan penyerangan di Korea Selatan. Dia mengaku bersalah dalam salah satu kasus tersebut. Dia juga mengaku merusak kendaraan polisi, menurut dokumen pengadilan. King dihukum di Korea Selatan dan harus kembali ke Amerika Serikat untuk tindakan disipliner lebih lanjut.
Tentara itu dibawa ke bandara pada bulan Juli, namun kembali ke Korea Selatan setelah pemeriksaan keamanan. Dia kemudian berpartisipasi dalam tur di Panmunjom, menuju ke Korea Utara selama tur tersebut.
Panmunjom merupakan sebuah desa yang terletak di garis gencatan senjata yang memisahkan kedua Korea. Garis ini menunjukkan posisi garis depan ketika Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1953. Pyongyang dan Seoul secara resmi masih berperang.
More Stories
Foto yang digunakan influencer Belanda untuk menyebarkan propaganda pro-Trump
Ukraina mungkin mengerahkan pesawat F-16 Belanda di Rusia
Anak-anak Jerman meninggal setelah sebuah lubang runtuh di bukit pasir di Denmark