Sekelompok masyarakat Maluku di Assen dan Bovensmilde geram dengan undangan Dubes RI untuk menghadiri simposium di Museum Drents. Lima Raja meminta penjelasan Marco Ott dalam sebuah surat kepada walikota Assen.
“Tidak sopan,” kata salah satu penulis pidato, Nuys Solissa, mengundang Dubes RI untuk menghadiri seminar tersebut. Acara “Maluku Future Forum” diadakan beberapa minggu yang lalu di Museum Asser. Salah satu kegiatannya adalah dalam perjalanan 70 tahun dari Maluku di Belanda. Pameran keliling dengan enam kontainer laut juga digelar dalam program tersebut.
Di antara yang hadir adalah Walikota Assen, delegasi dari Yayasan Molokan Hakka Lika, dan kepala desa Ambon. Duta besar Indonesia juga akan datang, dan itu salah arah ke sekelompok Maluku karena sejarah yang sensitif dengan Indonesia. “Sebagian besar masyarakat Maluku di Asin melihat Indonesia sebagai penganiaya tanah air mereka dan penyebab penyeberangan paksa, yang menghancurkan banyak keluarga,” bunyi surat itu.
Pada akhirnya, duta besar tidak datang, tetapi lima orang Maluku bertanya kepada walikota apakah dia mengetahui undangan itu. Mereka juga meminta Out untuk berkonsultasi dengan masyarakat di kemudian hari.
(Teks berlanjut di bawah tweet)
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Reaksi beragam terhadap laporan dekolonisasi di Indonesia
Bagaimana Wiljan Bloem menjadi pemain bintang di Indonesia
7 liburan kebugaran untuk diimpikan