Berita Noos•
Puluhan nelayan telah melakukan protes selama berminggu-minggu terhadap kegiatan pengerukan yang dilakukan Boskalis di lepas pantai pulau Sulawesi, Indonesia. Warga sekitar mengaku kehilangan pendapatan akibat aktivitas perusahaan Belanda tersebut. Boskalis menyatakan bahwa para nelayan telah diberitahu tentang proyek pengerukan tersebut dan akan mendapat kompensasi finansial.
Boskalis sedang berupaya memperluas pelabuhan di Makassar. Kapal keruk mengambil pasir dari laut dan menyimpannya bermil-mil jauhnya.
Stok ikan
Virt Wirtsema dari Booth Ends, sebuah organisasi yang membantu para nelayan, mengatakan pengerukan tersebut telah menyebabkan penurunan stok ikan secara signifikan. Buldoser juga menghalangi air. “Nelayan tidak bisa lagi menangkap ikan untuk sementara waktu,” kata Wirtsema pada program radio VPRO Bureau Buitenland. Nelayan juga khawatir akan adanya kerusakan jangka panjang.
Puluhan kapal nelayan mengepung kapal Boskalis pada pekan lalu Ratu Belanda:
Benar bahwa area pengambilan pasir yang digali perusahaan tumpang tindih dengan area penangkapan ikan, kata Lara Müller dari Boskalis. Itu sebabnya, katanya, uang telah dialokasikan di enam desa untuk memberikan kompensasi kepada nelayan.
Namun menurut Wuertsema, nelayan tidak mengetahui adanya kompensasi. “Orang-orang mengeluh karena mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan Boskalis dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.”
Informasi
Mueller mengatakan Boskalis melakukan penelitian ekstensif sebelumnya mengenai dampak potensial bagi pemburu. Nelayan mengeluhkan kurangnya informasi mengenai pekerjaan pengerukan. Menurut Mueller, hal ini karena informasi tersebut berisi data sensitif privasi yang tidak boleh dipublikasikan.
Boskalis memenangkan dua proyek senilai $2 juta di Indonesia tahun lalu. Bersama-sama mereka memiliki nilai 75 juta euro. Para pendukung berharap proyek ini akan berkontribusi pada pembangunan wilayah.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia