Elecris diperlihatkan kepada pers di Jakarta bulan lalu selama upacara, di mana Raja Willem Alexander meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo atas “kerusuhan hebat” Belanda.
Para ahli Indonesia meyakini keris memiliki jenis yang berbeda dengan Diponegoro, menurut majalah Tempo Indonesia. Untuk sementara waktu, Museum Nasional di Jakarta memutuskan untuk tidak memajang keris dalam etalase bersama slogan-slogan Diponeguru (1785-1855) lainnya, yang memimpin pemberontakan penghisap darah melawan pemerintah kolonial Belanda dan dianggap sebagai bapak sebuah negara. di Indonesia. “Kami tidak ingin warisan pahlawan seperti Diponegoro menjadi kontroversi,” kata direktur Museum Siswanto di Tempo itu.
Belati itu dimiliki oleh Museum of Ethnology di Leiden. Belanda sudah berjanji pada tahun 1975 untuk mengembalikan keris tersebut ke Indonesia, tapi sudah hilang selama puluhan tahun; Ia menghilang di antara puluhan Keres lainnya. Museum Leiden melanjutkan penyelidikan pada tahun 2017, dengan para ahli Belanda dan Indonesia mengidentifikasi keris mana yang merupakan keris Diponeguru. Namun setelah foto-fotonya dipublikasikan, perdebatan tentang hal ini pecah di Indonesia.
Baca juga:
Belanda mengembalikan chris yang “hilang” ke Indonesia
Keris kembali dibenarkan untuk “William of Orange” di Indonesia. Belanda telah membawa kembali kerisnya.
“Baconaholic. Penjelajah yang sangat rendah hati. Penginjil bir. Pengacara alkohol. Penggemar TV. Web nerd. Zombie geek. Pencipta. Pembaca umum.”
More Stories
Jadwal dan tempat menonton di TV
Kampanye 'Bebaskan Papua Barat' beralih ke media sosial untuk mendapatkan dukungan internasional. · Suara Global dalam bahasa Belanda
Dolph Janssen dan pacarnya Jetski Kramer di X Under Fire untuk Liburan di Indonesia (Lihat Berita)