TEMPO.CO, Jakarta – Pebulutangkis Indonesia Jonathan Christie menyalip rekan senegaranya Anthony Sinisuka Ginting untuk menjadi peringkat dua dunia tunggal putra. Peringkatnya naik setelah sukses meraih gelar juara Indonesia Masters 2023 di Jakarta akhir pekan lalu.
Jonatan, sapaan akrab Jojo, mengalahkan rekan senegaranya lainnya Chico Ora Doi Wardoyo di final dalam dua laga berturut-turut 21-15 dan 21-13. Dikutip dari situs resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pada Selasa 31 Januari 2023, Jonatan mengumpulkan 80.612 poin, sedangkan Anthony berada di bawahnya dengan 77.579 poin.
Sedangkan Chico yang finis sebagai runner-up Indonesia Masters menaikkan peringkatnya ke peringkat 15, atau lebih tinggi 8 dari posisinya pada pekan lalu. Tunggal putra peringkat satu dunia masih dipegang pemain Denmark Viktor Axelsen dengan total 114,156 poin.
Di ganda putra, Fajr Alfian/Mohamed Rayan Ardianto (Fajr/Rayyan) bertahan di peringkat pertama dengan perolehan 91,455 poin. Sedangkan pasangan veteran Indonesia Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan menempati posisi ketiga dunia dengan 80.225 poin.
Juara ganda putra Indonesia Masters 2023 Leo Rulli Karnando/Daniel Martin naik 4 peringkat ke peringkat 13 pekan ini. Keberhasilan mereka menjuarai BWF World Tour Super 500 Championship membuat mereka mengumpulkan total 57.627 poin.
Di ganda putri, ganda putri Abryani Rahayu/Siti Fadiya Silva Ramadanti (Apriyani/Fadiya) pekan ini terpaksa turun ke peringkat delapan. Di tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung menempati posisi ke-14 yang sama pada pekan ini.
Di ganda campuran, pasangan Indonesia Renov Rivaldi/Pitha Hanengtia Mentari dan Rehan Noval Kucharjanto/Lisa Ayu Kusumawati juga tetap bertahan di posisinya usai Indonesia Masters 2023. Renov/Petha berada di peringkat sembilan, sedangkan Rehan/Lisa berada di peringkat 13 dunia. . .
Antara
klik disini Untuk mendapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News
More Stories
Banyak uang yang dihabiskan untuk olahraga dan hobi
Bulu tangkis adalah sesuatu yang sakral di Indonesia
Reaksi beragam terhadap laporan dekolonisasi di Indonesia