Seorang anggota parlemen senior dan pengawas di Indonesia telah mendesak Otoritas Pangan Indonesia untuk menyelidiki produk dari salah satu merek mie instan terbesar di dunia setelah ditarik kembali di Taiwan dan Malaysia karena kemungkinan karsinogen.
Taiwan pada hari Senin menarik kembali rasa “ayam spesial” dari Indomie, mie populer Indonesia yang dibuat oleh Indofood CBPs, berdasarkan jejak karsinogen etilen oksida, yang dapat meningkatkan risiko kanker. Etilena oksida adalah gas beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau yang terutama digunakan untuk mensterilkan peralatan medis dan rempah-rempah.
Malaysia pada hari Rabu memerintahkan pemeriksaan produk mie yang sama di semua titik masuk dan meminta Indofood untuk menarik kembali produk tersebut.
Indofood CBP, produsen makanan kemasan Indofood Sukses Makmur, memiliki lebih dari 20 fasilitas produksi di seluruh dunia dan pastanya tersedia di lebih dari 100 negara.
Indofood CBP dan perusahaan induknya menolak berkomentar pada hari Kamis. Indofood sebelumnya dikutip oleh media lokal mengatakan bahwa produk tersebut akan memenuhi standar regulasi, baik di dalam negeri maupun di negara importir.
Korniaseh Mufidati, salah seorang anggota parlemen yang membidangi kesehatan, mengatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus menguji sampel Indomie dan memastikan bahwa produk di Taiwan tidak sama dengan yang diperdagangkan di Indonesia.
“Berikan rasa aman kepada konsumen dengan melakukan pengujian secara rutin dan membuat hasilnya tersedia untuk umum,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Badan Perlindungan Konsumen Indonesia (BPKN) mengatakan pada hari Kamis bahwa BPOM harus memeriksa bahan produk dan menarik kembali produk tersebut jika tidak memenuhi standar keamanan.
Kementerian Kesehatan Indonesia merujuk semua pertanyaan ke BPOM, yang tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Budi Santoso, seorang pejabat Kementerian Perdagangan Indonesia, mengatakan kepada wartawan hari Kamis bahwa Indomie di Indonesia aman dan peraturan Taiwan “sangat sensitif, tidak seperti di sini.”
Perusahaan mengatakan penjualan luar negeri produk Indofood CBP tahun lalu, yang juga termasuk produk susu dan makanan ringan, menyumbang 29% dari total omzet sebesar Rp64,8 triliun ($4,41 miliar).
($1 = 14.705.000 rupiah)
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia