BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Relief di Borobudur ini menjadi saksi warisan bahari dan budaya yang panjang di kepulauan Indonesia.

Relief di Borobudur ini menjadi saksi warisan bahari dan budaya yang panjang di kepulauan Indonesia.

Relief di Candi Borobudur di Jawa Tengah.Koleksi Patung Museum Nasional Kebudayaan Dunia

Relief di candi Budha Borobudur di Jawa Tengah, Indonesia menunjukkan kapal berlayar di tengah gelombang tinggi. Ini adalah haluan bersayap, dikenali oleh pelampung di dekat balok di air untuk menjaga perahu tetap tegak. Pelaut di atas kapal menggantung dari sekat untuk menjaga agar kapal tetap terkendali.

Relief ini, dibuat pada abad ke-8 atau ke-9, menjadi saksi tradisi pelayaran yang panjang di kepulauan Indonesia. Dari zaman prasejarah, orang memiliki pengetahuan tentang navigasi dan dengan perahu bersayap mereka memiliki jaringan perdagangan yang luas yang membentang ribuan kilometer. Terpikat oleh rempah-rempah ‘mahal’ yang mencapai Eropa melalui jaringan ini, Portugis, Spanyol, dan Belanda mencari dan mengekspor ‘sumber’ keindahan itu dari akhir Abad Pertengahan. Setelah ditemukan, itu memiliki konsekuensi yang luas. Salah satunya adalah bahwa masa lalu pra-kolonial Indonesia yang kaya sebagian besar telah diabaikan di Eropa hingga saat ini. Ini telah memudar ke dalam bayang-bayang perspektif Eurosentris dari kepulauan terbesar di dunia.

Jaringan perdagangan Indonesia terbentuk selama gelombang migrasi yang dimulai sekitar 3500 SM. Pada saat itu, sekelompok kecil petani melakukan perjalanan dari Cina ke daratan Asia Tenggara melalui laut ke Taiwan dan sekitarnya. Pengetahuan tentang pertanian, khususnya budidaya padi, dan bahasa yang dijelajahi. Misalnya, rumpun bahasa Austronesia menyebar dari Cina selatan ke Madagaskar dan Rapa Nui (Pulau Paskah). Pertanian di wilayah itu begitu sukses sehingga surplus muncul, sehingga setiap orang tidak lagi harus bertani, tetapi bisa hidup dengan berdagang atau kerajinan.

Melalui Cina dan Jalur Sutra, barang-barang dari kepulauan Indonesia mencapai Asia Tengah, India, Timur Tengah, dan akhirnya wilayah Mediterania pada awal abad ke-5 SM. Antara abad ke-8 dan ke-11, jaringan perdagangan Indonesia meluas ke Kepulauan Filipina dan penduduk Sulawesi melakukan perjalanan ke pantai timur Afrika dan Madagaskar. Sebagai perbandingan, selama periode inilah kapal-kapal Cina pertama kali mengunjungi Asia Tenggara, kapal-kapal Persia tidak menjelajah ke luar Sri Lanka, dan para pelaut Portugis tidak menjelajah ke selatan Eropa sampai abad ke-15.

READ  Jakarta: Semua yang perlu Anda ketahui sebelum E.Prix

Pedagang Jawa adalah laba-laba dalam jaring perdagangan yang luas ini. Beras dan tekstil dari India diperdagangkan di sana, pernis dan porselen dari Cina, dan barang-barang (mewah), seperti kaca dan damask, dari Timur Tengah. Dari Sumatera datang emas dan segala jenis hasil hutan, seperti kayu kemenyan dan kapur barus yang berbau segar. Timah berasal dari Banga, lada dari Jawa Barat, dan beras dari Jawa Timur.

Cengkih sangat diminati di Eropa karena (diduga?) efek penyembuhannya terhadap sakit gigi, melancarkan pencernaan dan mengawetkan daging. Karena kombinasi unik dari iklim dan tanah, cengkeh hanya tumbuh di satu tempat di dunia: Maluku di timur laut kepulauan Indonesia. Dan fuli, kulit pala dan kacang dengan rasa ringan, berasal dari sini. Sejak tahun 1700-an, tetapi sebelumnya, teripang asin dari Makassar di Sulawesi diperdagangkan dengan suku Yolgunu di pantai utara Australia.

Tidak hanya rempah-rempah dan barang (mewah) tetapi juga ide, budaya dan agama dipertukarkan melalui jaringan ini. Epos India berasal dari sebelum 2500 SM Mahabharata Dan Ramayanam ke Indonesia. Mereka masih dibacakan di teater wayang. Agama Buddha juga datang ke kepulauan Indonesia melalui jalur perdagangan. Borobudur adalah struktur keagamaan terbesar di dunia dan menarik peziarah Buddha dari Cina dan India. Kemudian, pada akhir abad ke-13, Islam mencapai Nusantara melalui jalur perdagangan ini juga. Dari Sumatera bagian utara, Islam menyebar ke selatan ke Semenanjung Malaya, Brunei dan Filipina selatan (abad ke-14) dan Jawa bagian tengah dan timur (abad ke-15 dan ke-16). Saat ini, sekitar 90 persen dari hampir 300 juta penduduknya adalah Muslim, menjadikan Indonesia negara Muslim terbesar di dunia.

READ  Putaran. Keys von Agris tentang kekuatan kata-kata

Sebagai benteng perdagangan dan budaya, kepulauan Indonesia berusia ribuan tahun. Fakta bahwa Portugis berlayar pada abad ke-15, kemudian Spanyol dan Cornelis Houtman dari Belanda pada tahun 1596 adalah hasil dari koneksi perdagangan dan bukan penyebab.

Sadiya Boonstra

Sadia Boonstra adalah direktur Culturelab, sebuah konsultan budaya di Jakarta, Indonesia. Pada tahun 2014 ia menerima gelar PhD untuk penelitian sejarah teater wayang di Indonesia kolonial dan kontemporer. Satiya adalah rekan peneliti di Vrije Universiteit Amsterdam dan peneliti senior di University of Melbourne.

Atas permintaan de Volkskrant, sebuah panel ahli memilih 50 objek yang menceritakan kisah masa lalu kolonial kita.