Media pemerintah Iran melaporkan bahwa setidaknya 35 orang tewas dalam protes atas pembunuhan Mahsa Amini. TV pemerintah melaporkan pada hari Kamis Tujuh belas matiTermasuk lima anggota dinas keamanan.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan jumlah korban tewas sebenarnya lebih tinggi daripada jumlah yang dilaporkan oleh media pemerintah.
Amini baru-baru ini meninggal di kantor polisi setelah ditangkap oleh Komisi Pemajuan Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan. Wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun itu dikatakan tidak menutupi kepalanya dengan benar. Polisi mengatakan kematiannya karena masalah jantung. Tetapi keluarganya mengatakan dia dalam keadaan sehat dan tidak memiliki masalah jantung.
Para pengunjuk rasa menduga Amini meninggal karena pukulan di kepala. Polisi menyangkal dipukul dan bersikeras dia meninggal karena sebab alami. Pemerintah di Teheran menuntut hasil penyelidikan penyebab kematiannya.
Polisi secara paksa campur tangan dalam protes
Setelah kematian Amini, protes besar meletus di setidaknya 15 kota Iran. Wanita melepas jilbab mereka dan memotong rambut mereka. Polisi turun tangan secara paksa dan mengaku telah menembak di beberapa tempat. Selain itu, ungkapan dukungan terhadap dinas keamanan juga digelar di berbagai tempat.
Intelijen Iran mengklaim telah mencegah pemboman minggu ini terhadap demonstrasi di kota barat laut Tabriz. Dikatakan bahwa para pendukung monarki Iran yang berakhir pada akhir 1970-an telah merencanakannya.
Pemerintah di Teheran menuduh pemerintah asing dan warga Iran di pengasingan berpartisipasi dalam protes baru-baru ini.
“Baconaholic. Penjelajah yang sangat rendah hati. Penginjil bir. Pengacara alkohol. Penggemar TV. Web nerd. Zombie geek. Pencipta. Pembaca umum.”
More Stories
Foto yang digunakan influencer Belanda untuk menyebarkan propaganda pro-Trump
Ukraina mungkin mengerahkan pesawat F-16 Belanda di Rusia
Anak-anak Jerman meninggal setelah sebuah lubang runtuh di bukit pasir di Denmark