Pengadilan Indonesia menjatuhkan hukuman mati pada kepala sekolah Islam pada hari Senin karena memperkosa setidaknya 13 siswi, setidaknya delapan di antaranya hamil. Kasus ini memicu kemarahan nasional.
sumber: BELGA
Heri Wierawan, 36, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada Februari dalam sebuah persidangan yang menarik perhatian publik terhadap kekerasan seksual di sekolah-sekolah agama di negara Asia Tenggara yang berpenduduk mayoritas Muslim itu.
Namun kantor kejaksaan, yang menuntut hukuman mati dan kebiri kimia, mengajukan banding atas putusan tersebut.
“Kami menerima kasasi dari Kejaksaan,” kata hakim dalam siaran pers di situs Mahkamah Agung di Bandung, ibu kota provinsi Jawa Barat di pulau Jawa, Indonesia. “Dengan ini kami menghukum terdakwa dengan hukuman mati.”
Kepala sekolah sendiri tidak hadir dalam sidang tersebut. Aset pengadilan juga disita untuk memberikan kompensasi kepada korbannya, yang berusia 14-20 tahun.
Kasus ini memuncak ketika keluarga seorang siswa pergi ke polisi tahun lalu untuk melaporkannya atas tuduhan pemerkosaan dan menggendong putri remaja mereka.
delapan ibu hamil
Selama persidangan, terungkap bahwa Werawan memperkosa beberapa siswi, sebagian besar dari keluarga miskin dan dengan beasiswa, selama periode lima tahun. Dia juga memvaksinasi setidaknya delapan dari mereka.
Kasus ini memicu kegemparan nasional dan menyebabkan tekanan pada Parlemen untuk meloloskan RUU yang telah lama ditunggu-tunggu tentang “pemberantasan kekerasan seksual”. Undang-undang ini harus memerangi kejahatan seksual dan membawa keadilan bagi para korban, termasuk pemerkosaan dalam perkawinan.
Sidang menyoroti masalah kekerasan seksual dalam sistem pendidikan Indonesia; Tahun lalu, 14 dari 18 kasus yang diidentifikasi oleh Otoritas Perlindungan Anak terjadi di sekolah-sekolah Islam.
Ada lebih dari 25.000 sekolah Islam di negara ini dan hampir 5 juta siswa tinggal dan belajar di gedung sekolah.
Indonesia belum melakukan eksekusi selama bertahun-tahun, terakhir pada tahun 2016.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia